Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia mendapat pujian dari negara G7 atas keberhasilan penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo.
G7 merupakan perkumpulan negara Grup Tujuh, adalah sebuah grup yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pada konferensi pers menyatakan bahwa hal ini menjadi catatan positif bagi Indonesia.
Tidak hanya KTT ASEAN, penyelenggaraan G20 juga mendapat apresiasi tinggi dari perkumpulan negara maju tersebut.
Baca juga: Kontribusi Telkomsat Dukung Sukses Gelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo
"Dalam semua pertemuan bilateral semua pemimpin dan juga Managing Director IMF sampaikan apresiasi tinggi dan pujian atas keberhasilan Indonesia dalam menjalankan presidensi G20 tahun lalu dan sampaikan selamat atas keberhasilan penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo," ujar Retno pada konferensi pers virtual, Minggu (21/5/2023).
Indonesia turut diundang dalam pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang.
Disela-sela pertemuan Presiden Joko Widodo melakukan serangkaian kegiatan di hari pertama kunjungan ke Hiroshima, Jepang, tanggal 20 Mei 2023.
Di antaranya melakukan 7 pertemuan bilateral dengan Jepang, Inggris, Kanada, Brazil, Cook Islands, IMF, dan Australia.
Retno mengatakan presiden juga hadir dalam dua sesi pertemuan KTT G7 Outreach; dan menghadiri side event yang diinisiasi oleh Amerika Serikat yaitu: “Partnership for Global Infrastructure and Investment” (PGII).
"Dengan demikian, maka pertemuan pada hari pertama ini, jumlah total yang diikuti oleh Bapak Presiden adalah 10 pertemuan," kata Retno.
Baca juga: Menparekraf: KTT ASEAN Berdampak Positif pada Perekonomian Masyarakat Labuan Bajo
Managing Director IMF juga menyampaikan bahwa Indonesia dapat berbicara dengan semua negara dan semua pihak, dan di tengah dunia yang menghadapi banyak tantangan seperti saat ini.
Menurutnya diperlukan lebih banyak lagi peran seperti yang dimainkan oleh Indonesia.
"Di dalam pertemuan bilateral, Presiden juga menyampaikan bahwa Hiroshima harus menjadi pengingat kita semua bahwa perang hanya akan menghancurkan. Oleh karena itu, seruan perdamaian seharusnya keluar dari KTT G7 di Hiroshima dan bukan sebaliknya," kata Retno.