TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida memecat putranya, Shotaro Kishida dari jabatan sekretaris pribadi karena berperilaku tak pantas saat pesta Tahun Baru 2023 di rumah dinas.
Hal itu disampaikan oleh Fumio Kishida pada Senin (29/5/2023).
Kishida mengatakan, Shotaro Kishida akan mengundurkan diri sebagai sekretarisnya mulai Kamis (1/6/2023) dan digantikan oleh Takayoshi Yamamoto.
Pemecatan itu karena perilaku tidak pantas di rumah dinasnya.
"Perilakunya di ruang publik tidak pantas sebagai seseorang yang menduduki posisi resmi sebagai pembantu politik. Saya telah memutuskan untuk menggantikannya untuk pertanggungjawaban," kata Kishida.
Sebelumnya, tersebar foto-foto Shotaro Kishida bersama kerabatnya yang bermain di podium resmi Perdana Menteri Jepang di rumah dinas.
Baca juga: PM Jepang Fumio Kishida Tekankan Pentingnya Keamanan Ekonomi Dunia dan Hukum Internasional
Mereka terlihat berdiri di podium dan berpura-pura mengadakan konferensi pers.
Foto-foto yang diterbitkan oleh majalah berita mingguan, Shukan Bunshun, menunjukkan putra Kishida, Shotaro, dan kerabat lainnya berpose di tangga berkarpet merah di rumah dinas.
Mereka meniru foto grup kabinet yang baru diangkat, saat menggelar pesta akhir tahun pada 30 Desember 2022.
Fumio Kishida mengakui, dia sempat menyapa para tamu, tapi mengatakan dia tidak tinggal di pesta makan malam.
Dia mengatakan, telah menegur putranya untuk acara tersebut, tapi itu gagal memadamkan kritik yang terus berlanjut dari legislator oposisi dan kemarahan publik, yang telah menurunkan peringkat dukungannya.
Baca juga: PM Jepang Fumio Kishida Dukung Pemindahan Ibu Kota Nusantara & Janji Bantu Pembangunan di Kalimantan
Dalam foto yang tersebar, terlihat Shotaro Kishida berdiri di tengah, posisi yang biasanya disediakan untuk perdana menteri.
Foto lain memperlihatkan para tamu berbaring di tangga dan berdiri di podium kediaman seolah-olah sedang mengadakan konferensi pers, dikutip dari ABC Net.
Foto-foto ini memicu kegemparan dan kritik keras dari masyarakat Jepang.
Seiji Osaka, seorang anggota parlemen senior dari Partai Demokratik Konstitusional Jepang, mengatakan pemecatan seharusnya dilakukan lebih awal, menurut kantor berita Kyodo.
"Ini sudah terlambat. Saya menduga (Kishida) menunjuk seseorang yang tidak mampu (menjadi) pembantu perdana menteri untuk jabatan itu," kata Osaka, dikutip dari Channel News Asia.
Skandal Shotaro Kishida
Baca juga: Pertemuan Bilateral dengan PM Kishida, Presiden Jokowi Bahas Peningkatan Kemitraan Indonesia-Jepang
Fumio Kishida menunjuk putranya, Shotaro Kishida, sebagai sekretaris kebijakan, satu dari delapan jabatan sekretaris perdana menteri, pada bulan Oktober 2022.
Penunjukan itu, dilihat sebagai langkah untuk mempersiapkannya sebagai ahli warisnya, dikritik di media sebagai nepotisme.
Skandal partai itu bukan pertama kalinya Shotaro Kishida mendapat kecaman karena memanfaatkan posisi resminya untuk kegiatan pribadi.
Dia sebelumnya ditegur karena menggunakan mobil kedutaan untuk tamasya pribadi di Inggris dan Paris.
Shotaro juga dikritik karena membeli suvenir untuk anggota kabinet di sebuah department store mewah di London ketika dia menemani ayahnya dalam perjalanan.
Kepala sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno sebelumnya menyebut pesta di kediaman resmi itu tidak pantas.
Ia berjanji untuk memastikan pengelolaan fasilitas yang tepat untuk mencegah penyalahgunaan di masa mendatang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Fumio Kishida