TRIBUNNEWS.COM, TUNISIA - Berjarak ribuan kilometer dari Indonesia, Ketua Dewan Tanfidz Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Tunisia, Imtiyaz Zay Balqis Jazuli, menyerukan kepada anak-nama muda Indonesia agar peduli dengan situasi politik terkini di tanah air.
"Antara politik, mahasiswa, dan masa depan suatu bangsa selalu terjadi hubungan yang terus berdialog. Coba kita lihat sejarah di berbagai negara. Para tokoh pembangunan bangsa di negara itu senantiasa dimainkan oleh tokoh-tokoh politik. Mereka menjadi tokoh politik karena telah aktif di gerakan politik sejak mereka menjadi mahasiswa," kata Imtiyaz saat sambutan di pertemuan akbar PKB Tunisia beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh PKB kepada anak-anak muda di Tunisia perlu disambut sambut dengan kesadaran untuk berperan lebih besar pada pembangunan Indonesia masa depan. Artinya, ini adalah kesempatan untuk belajar dan menempa diri yang nilainya mahal.
PKB sebagaimana diketahui adalah partai merepresentasikan suara politik kaum santri. Dan Imtiyaz menyatakan santri-santri yang saat ini sedang menempuh pendidikan lanjutan sebagai mahasiswa harus sudah mulai peduli dengan politik.
"Kenapa PKB perlu mendapatkan perhatian khusus dan serius dari kita, karena kita adalah santri. Santri masa depan adalah santri yang mampu berkiprah secara aktif dalam pembangunan dengan menduduki peranan dan jabatan strategis. Dengan begitu, kehadiran santri sangat menentukan pembangunan. PKB adalah wadah aspirasi, inspirasi, dan aktualisasi politik santri agar santri bisa lebih kuat berperan dalam pembangunan Indonesia," katanya.
Putri Pimpinan Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH. Imam Jazuli ini juga menjelaskan tentang posisi PKB saat ini jelang Pemilu 2024 yang berada dalam posisi strategis menurut hasil survei.
"Terbukti, kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap PKB semakin menguat. Hal ini dibuktikan dari hasil survei internal PKB dari PolMark Indonesia dan survei eksternal dari LSI dan SMRC yang diadakan bulan Maret-April lalu. PKB menjadi salah satu dari tiga partai di Indonesia yang ‘growing’. Ketiganya adalah PDI-P, Gerindra, dan PKB," katanya.
Jumlah perolehan suara PKB memang diprediksikan menurut survei bisa mencapai 10.3 persen. Meski angka ini belum merupakan angka kepastian tetapi angka ini menurut Imtiyaz Zay Balqis adalah angka petunjuk dari dinamika politik terkini di tanah air.
"Dan bagi kita selaku kader, angka tersebut harus dimaknai sebagai angka pembangkit semangat. Jangan sampai masyarakat sudah menguat kepercayaannya, tetapi respon kita malah biasa-biasa. Peluang yang sudah mengetuk pintu akan balik meninggalkan rumah kita apabila cara kita dalam menyambutnya tidak responsif," katanya.
Meski demikian, Imtiyaz tak menampik jika PKB saat ini masih dikesankan sebagai partai yang diisi oleh orang-orang tua atau orang dewasa senior. Belum begitu kuat kesan bahwa PKB juga menjadi partai yang sangat pas bagi kalangan pemuda milenial dan Gen Z. Padahal jumlah pemilih Indonesia dari kalangan ini sangat besar, bahkan bisa jadi mendominasi.
"Hemat saya, kesan itu muncul karena masih kurang sosialisasi dan gerakan aktualisasi dari kaum muda PKB, terutama dari santri. Karena itu, dalam kesempatan ini, saya mengajak para santri muda Nahdliyiin untuk lebih aktif tampil dengan identitas PKB sekaligus melakukan upaya-upaya proaktif menjemput bola agar PKB menjadi partai destinasi kaum muda," katanya.
Di akhir sambutannya, Imtiyaz menyebutkan pentingnya bagi anak-anak muda merespon isu-isu kekinian yang menyangkut kepemudaan dengan memunculkan ikon PKB melalui jaringan media sosial.
"Misalnya, merespon soal pengangguran, bahaya narkoba, kegiatan kemahasiswaan, moderasi beragama, agenda keumatan NU, dan lain-lain. Dengan cara ini, saya yakin ketertarikan kaum muda terhadap partai satu-satunya yang lahir dari rahim NU ini akan semakin kuat," pungkas Balqis.