TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) percaya bahwa Ukraina dapat mengambilalih wilayah yang telah direbut oleh Rusia.
Penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan mengatakan, ia percaya karena Kyiv telah lama merencanakan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Sullivan yakin bahwa Ukraina akan merebut kembali "wilayah yang signifikan secara strategis".
"Tepatnya berapa banyak, di tempat apa, itu akan tergantung pada perkembangan di lapangan saat Ukraina melakukan serangan balasan ini," kata Sullivan, dilansir RT melalui CNN.
"Tapi kami percaya bahwa Ukraina akan berhasil dalam serangan balasan ini," lanjutnya.
Hasil dari operasi tersebut, tambah Sullivan, akan memiliki "dampak besar" pada negosiasi di masa depan.
Baca juga: Pengamat Internasional Kritik Proposal Prabowo Soal Rusia-Ukraina: Wajar Saja Jika Ditolak
Pejabat Ukraina telah mengirimkan sinyal beragam dalam beberapa pekan terakhir mengenai persiapan mereka untuk upaya yang banyak digembar-gemborkan untuk memukul mundur Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, tentaranya siap untuk serangan balasan.
Namun, wakil kepala stafnya, Igor Zhovkva mengatakan bahwa Kyiv masih belum mengumpulkan cukup senjata untuk kampanye ofensif yang berhasil.
Rusia Klaim Serangan Gagal
Beberapa jam setelah pernyataan Sullivan disiarkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina gagal menembus garis pertahanan di Donbass.
Baca juga: Ukraina Tolak Usulan Perdamaian dari Indonesia: Proposal Aneh dan Pro Rusia
Kementerian menyebut Ukraina mengalami kerugian besar atas serangan balasan tersebut.
Disebut-sebut, pasukan Rusia telah menewaskan 250 tentara Ukraina dan menghancurkan 16 tank serta 21 kendaraan lapis baja.
"Pada pagi hari tanggal 4 Juni, musuh melancarkan serangan besar-besaran di lima sektor depan ke arah Donetsk Selatan," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari Al Jazeera.
Tidak ada pembaruan dari Ukraina tentang dugaan serangan itu.
Dalam pembaruan malamnya pada 4 Juni, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan Moskow memfokuskan upaya militernya pada pendudukan penuh wilayah Luhansk dan Donetsk.
Baca juga: Tegaskan Sikap RI soal Konflik Rusia-Ukraina, Prabowo Minta Negara Lain Ikut Cari Resolusi Damai
"Pada siang hari, penjajah melakukan 23 serangan, tetapi semuanya berhasil dipukul mundur oleh unit-unit pasukan pertahanan," tulis pernyataan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina telah melancarkan serangan menggunakan enam batalion mekanik dan dua tank.
"Tujuan musuh adalah untuk menerobos pertahanan kami di sektor paling rentan, menurut pendapatnya, di depan," kata kementerian.
"Musuh tidak mencapai tugasnya, tidak berhasil," lanjutnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak menyebutkan dugaan penyerangan tersebut dalam pidato video malamnya pada Minggu malam.
Baca juga: AS Incar TNT Jepang untuk Peluru Artileri yang akan Dikirim ke Ukraina
Dia mengatakan sebelumnya bahwa Kyiv siap untuk bertindak.
Ukraina dalam beberapa pekan terakhir berusaha melemahkan posisi Rusia.
Akhir bulan lalu, seorang pejabat senior mengatakan operasi pendahuluan seperti menghancurkan jalur pasokan atau meledakkan depot sudah dimulai.
Serangan pesawat tak berawak membuat fasilitas energi terbakar di wilayah Belgorod Rusia pada dini hari Senin.
Gubernur regional Vyacheslav Gladkov melaporkan lebih banyak serangan oleh Korps Sukarelawan Rusia yang pro-Ukraina, anti-Kremlin, dan kelompok bersenjata Legiun Kebebasan Rusia.
Baca juga: Protes Perang di Ukraina, Pria Tanpa Busana Nekat Terobos Masuk Altar Utama Basilika St Petrus
Para pejuang mengatakan mereka juga telah menawan pasukan Rusia dan akan menyerahkan mereka ke Ukraina.
Wilayah Belgorod berbatasan dengan Ukraina dan sering diserang dalam beberapa pekan terakhir.
(Tribunnews.com/Whiesa)