Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pekan lalu, ketika Nikkei 225 Stock Average mencapai level tertinggi sejak periode gelembung (bubble) 9 tahun lalu, ternyata karena pelonggaran moneter dalam negeri Jepang dan penghapusan pagu utang pemerintah AS.
"Sementara ada spekulasi luas bahwa kenaikan suku bunga dapat diperpanjang di Eropa dan Amerika Serikat, di mana inflasi yang mengakar terus berlanjut, investor luar negeri ternyata kini memiliki minat tinggi di pasar saham Jepang yang terus menerapkan kebijakan besar-besaran. Skala pelonggaran moneter terus berlanjut di Jepang," papar sumber Tribunnews.com di pasar modal Jepang Kamis (8/6/2023).
Di pasar saham Tokyo, jumlah saham yang dibeli dan dijual oleh investor luar negeri di bursa saham Tokyo dan Nagoya adalah pembelian bersih selama 10 minggu berturut-turut untuk pertama kalinya naik terus menerus.
Menurut Bursa Saham Tokyo, jumlah saham yang dibeli investor asing di bursa saham Tokyo dan Nagoya dari 29 Mei hingga 2 Juni melebihi jumlah yang terjual sebesar 535,2 miliar yen.
Pembelian bersih selama 10 minggu berturut-turut dan hal ini untuk pertama kalinya dalam 9 tahun 5 bulan.
Pekan lalu, pemberlakuan undang-undang untuk menghapus sementara pagu utang pemerintah AS memberikan rasa lega di kalangan investor, mendorong intensifikasi dana ke pasar saham Jepang.
Masih dalam waktu mendatang hingga minggu depan dipastikan transaksi pasar modal di Jepang akan terus aktif dan menarik sekali bagi kalangan investor.
"Akibatnya nilai yen pun semakin melemah terhadap US dolar apabila pasar modal meningkat tinggi," tambahnya lagi.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.