TRIBUNNEWS.COM - Ted Kaczynski yang lebih dikenal dengan nama Unabomber ditemukan meninggal dunia di dalam sel.
Ia diduga mengakhiri hidup.
Demikian kata empat orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Associated Press pada Minggu (11/6/2023).
Awalnya sipir penjara di Pusat Medis Federal di Butner, Carolina Utara menemukan jasad Kaczynski pada Sabtu (10/6/2023) pagi sekitar pukul 00:25 waktu setempat (04:25 GMT), kata juru bicara Biro Penjara Amerika Serikat (AS) kepada BBC.
Dalam rilis berita, Departemen Kehakiman AS mengatakan sipir penjara segera melakukan tindakan penyelamatan setelah menemukan Kaczynski tidak responsif.
Pria itu kemudian dibawa ke rumah sakit setempat. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit sekitar pukul 08.00 waktu setempat, kata departemen itu, dikutip Cbs News.
Empat sumber tersebut tidak berwenang untuk secara terbuka membahas kematian Kaczynski dan berbicara kepada Associated Press dengan syarat anonimitas.
Diwartakan SCMP, Kaczynski ditahan di penjara federal Supermax di Florence, Colorado, sejak Mei 1998.
Baca juga: Unabomber Ted Kaczynski Tewas di Penjara AS, Terpidana Teroris yang Lakukan Pemboman Selama 20 Tahun
Ahli matematika lulusan Harvard itu dihukum dengan empat hukuman seumur hidup ditambah 30 tahun untuk kampanye teror yang membuat universitas di seluruh negeri terancam.
Dia mengaku melakukan 16 pengeboman dari tahun 1978 dan 1995, melukai beberapa korbannya secara permanen.
Kaczynski, seorang mantan profesor matematika UC Berkeley, ditemukan oleh FBI di sebuah kabin terpencil di Montana setelah perburuan selama hampir 20 tahun.
Pada 2021, dia dipindahkan ke pusat medis federal di Carolina Utara, fasilitas yang merawat narapidana yang menderita masalah kesehatan serius.
Menurut AP News, FBI memanggilnya "Unabomber" karena target awalnya adalah universitas dan maskapai penerbangan.
Baca juga: Choky Sitohang Cerita Pengalaman Karir Jadi Wartawan, Sempat Ketar-ketir Liputan Bom
Adik ipar Kaczynski, Linda Patrik, adalah salah satu orang pertama yang mengidentifikasi Kaczynski sebagai Unabomber setelah membaca tulisan Unabomber.
Mereka setuju untuk mencetak manifesto atas rekomendasi FBI dan jaksa agung AS setelah Kaczynski mengatakan dia akan mengakhiri kampanyenya jika sebuah surat kabar nasional menerbitkan risalahnya.
Dokumen anonim 35.000 kata itu mencecar kehidupan modern dan mengklaim bahwa teknologi menyebabkan orang Amerika menderita rasa keterasingan dan ketidakberdayaan.
“Saya yakin saya waras,” kata Kaczynski kepada majalah Time pada tahun 1999, dikutip Guardian.
“Saya tidak mengalami delusi dan sebagainya," ungkapnya kala itu.
Awal mula kejahatannya dimulai
Kejahatannya tampaknya dimulai tak lama setelah dia dipecat dari bisnis keluarga oleh saudara laki-lakinya karena memposting pantun jenaka yang kasar kepada seorang rekan wanita yang telah mencampakkannya setelah dua kencan.
Dari sana dia tinggal di Montana dan kabin yang dibangun dengan tangan, tanpa pemanas, pipa ledeng, atau listrik.
Baca juga: Ledakan Bom di Dekat Masjid Afghanistan, 11 Orang Tewas dan 30 Lainnya Terluka
Serangan pertamanya menargetkan Universitas Northwestern di Illinois. Kedua pengeboman tersebut terjadi dengan jarak hampir setahun pada tanggal 25 Mei 1978 dan 9 Mei 1979, melukai dua orang.
Kemudian, pada November 1979, sebuah bom yang dipicu oleh ketinggian yang dikirimnya meledak dengan penerbangan American Airlines.
Sedikitnya, 12 orang menderita karena menghirup asap.
Serangan awal membuatnya mendapat moniker Unabomber dari FBI, karena sasarannya tampaknya adalah universitas dan maskapai penerbangan.
Selama tahun-tahun berikutnya dia menyerang 13 kali lagi, menewaskan tiga orang - pemilik toko persewaan komputer Hugh Scrutton, eksekutif periklanan Thomas Mosser dan pelobi industri kayu Gilbert Murray.
Orang dengan IQ 167
Sejak penangkapannya, ada spekulasi tak berujung tentang motivasi Kaczynski.
Sebuah tes sebagai anak laki-laki mengungkapkan bahwa dia memiliki IQ 167, dan dia telah melewatkan dua nilai untuk kuliah di Universitas Harvard pada usia 16 tahun.
Baca juga: Sudah Tonton Konten Podcast Haris-Fatia, Luhut: Saya Dorong Haris Ambil Gelar Doktor di Harvard
Agen FBI menggambarkannya sebagai "seorang jenius sinting yang bercita-cita menjadi pembunuh anonim yang sempurna" dan dia didiagnosis sebagai penderita skizofrenia paranoid oleh psikiater yang mewawancarainya di penjara.
Kaczynski sendiri selalu bersikeras bahwa dia tahu persis apa yang dia lakukan.
Dia bahkan mencoba bunuh diri di penjara setelah tim hukumnya mencoba mengajukan permohonan gila.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)