TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan di sungai Mokri Yaly di Zaporizhzhia.
Menurut pejabat Ukraina, ledakan itu dilakukan Rusia untuk mempersulit pasukan Ukraina untuk maju ke selatan sebagai bagian dari serangan balasan yang sedang berlangsung.
Dilansir Independent, rusaknya bendungan tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah jebolnya bendungan Kakhovka yang jauh lebih besar di Sungai Dnipro Kherson.
Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas jebolnya bendungan tersebut.
Sementara itu, dalam perkembangan lainnya, Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali desa keempat dari pasukan Rusia.
Wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Maliar memposting foto yang menunjukkan tentara mengibarkan bendera Ukraina di desa Storozheve di Donetsk.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-471: Kerugian atas Jebolnya Bendungan Era Soviet Masih Dihitung
Ia berterima kasih kepada Brigade Marinir Terpisah ke-35 karena telah membebaskan desa tersebut.
Kyiv juga mengatakan pada Minggu bahwa pasukannya telah membebaskan tiga desa - Blahodatne, Neskuchne dan Makarivka.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Senin (12/6/2023) bahwa pihaknya telah menangkis upaya serangan pasukan Ukraina di wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia.
Putin kobarkan semangat patriotisme Rusia pada peringatan hari nasional
Presiden Rusia Vladimir Putin menandai hari nasional negara itu pada hari Senin dengan mengobarkan kebanggaan patriotik yang ia sebut sebagai "masa sulit" bagi negaranya.
Namun, Putin tidak memberikan komentar langsung mengenai perkembangan terbaru di Ukraina.
“Hari libur umum ini menandai tidak terpisahkannya sejarah kita yang berusia berabad-abad, kebesaran dan kemuliaan tanah air,” kata Putin kepada para pejabat yang berkumpul.
“Hari ini, di masa sulit bagi Rusia, perasaan patriotisme dan kebanggaan mempersatukan masyarakat kita lebih kuat lagi... dan itu berfungsi sebagai dukungan yang dapat diandalkan bagi para pahlawan kita yang mengambil bagian dalam operasi militer khusus di Ukraina."