Setelah kematiannya, Santo Benno menikmati pemujaan di Sachsen asalnya sepanjang Abad Pertengahan hingga Adrian VI mengeluarkan banteng kanonisasi pada tahun 1523.
Hal ini menyebabkan Martin Luther mengeluarkan polemik yang sangat kritis yaitu Against the New Idol and the Old Devil about To Be Set Up at Meissen.
Pada tahun 1575, ketika Meissen telah sepenuhnya menjadi Protestan, relikui Santo Benno dipindahkan ke Munich dan dia menjadi Pelindung utama Munich.
Peninggalannya kemudian diterjemahkan ke Munich pada tahun 1580, dikutip dari AnaSTpaul.
Santo Benno berbuat banyak untuk keuskupannya, baik dengan reformasi gerejawi pada model Hildebrandine maupun dengan perkembangan material.
Santo Benno tetap menjadi salah satu orang suci yang paling dihormati di seluruh Jerman.
Selama hidupnya, Santo Benno mengunjungi dan berkhotbah di semua paroki di keuskupannya, merayakan Misa, menegakkan disiplin dan melakukan reformasi di antara para klerus dan membangun banyak katedral besar untuk kemuliaan Tuhan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)