Beberapa orang yang merupakan keturunan budak Belanda menginginkan tindakan untuk mendukung permintaan maaf dari pemerintah Belanda.
“Sejujurnya, saya merasa baik, tetapi saya masih menantikan sesuatu yang lebih dari sekadar permintaan maaf. Reparasi, misalnya,” kata Doelja Refos (28), dikutip dari NBC News.
“Aku tidak merasa kita sudah selesai. Kami pasti belum sampai di sana,” tambah Refos.
Sementara itu, beberapa orang mengatakan pemerintah Belanda harus melakukan sesuatu setelah meminta maaf.
"Dia (Raja Belanda) mengatakan kepada orang-orang dari Suriname bahwa dia menyesal," kata Abmena Ryssan (67), yang mengenakan pakaian eksotis dan dihiasi bendera Suriname.
"Mungkin dia sekarang bisa melakukan sesuatu untuk orang kulit hitam," kata Ryssan kepada AFP.
"Kami membutuhkan reparasi," tambah Lulu Helder, seorang guru yang nenek moyangnya adalah budak.
Ketika Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte meminta maaf soal penjajahan pada Desember 2022, dia berhenti menawarkan kompensasi kepada keturunan budak.
Sebagai gantinya, pemerintah Belanda membentuk dana 200 juta euro ($217 juta) untuk inisiatif yang menangani warisan perbudakan di Belanda dan bekas jajahannya dan untuk meningkatkan pendidikan tentang masalah ini.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Belanda