News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Populer Internasional: 26 Bayi di Eropa Terjangkit Echovirus - Penembakan Massal di Klub Malam AS

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Echovirus-11 yang menyerang puluhan bayi di Eropa, 8 meninggal dunia.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Berita pertama datang dari Eropa di mana WHO mendeteksi adanya Echovirus-11 yang menyerang puluhan bayi, beberapa di antaranya meninggal dunia.

Di AS, penembakan massal kembali terjadi di sebuah klub malam.

Soal pemberontakan grup Wagner terhadap Rusia, Putin rupanya sudah bertemu dengan Prigozhin beberapa hari setelahnya.

Selengkapnya, berikut kumpulan berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Echovirus-11 Serang Eropa, 26 Bayi Sakit dan 8 di Antaranya Meninggal Dunia

Baca juga: Virus Rabies Renggut Nyawa Bocah Berusia 7 Tahun di Kabupaten Timor Tengah Selatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi adanya Echovirus-11 yang menyerang bayi-bayi di Eropa.

WHO mencatat sudah ada 26 bayi yang terinfeksi Echovirus-11 di Kroasia, Prancis, Italia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.

Delapan dari 26 bayi itu meninggal dunia akibat Echovirus-11.

Sebagian besar kematian dilaporkan di Prancis setelah kegagalan organ dan sepsis.

"Ini dianggap tidak biasa karena kerusakan yang sangat cepat dan tingkat kematian terkait kasus di antara bayi yang terkena dampak," kata juru bicara WHO dalam e-mail kepada NBC News, Sabtu (8/7/2023).

WHO mengatakan, beberapa dari 26 kasus Echovirus-11 diidentifikasi pada awal 2022.

Setidaknya setengah dari kasus baru dilaporkan sejak akhir musim semi 2023.

Echovirus-11 adalah salah satu jenis Enterovirus, sekelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit menular.

"Kebanyakan enterovirus menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada anak-anak yang mereka infeksi," kata Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, Rabu (5/7/2023).

"Namun, pada bayi, kami melihat infeksi ini menjadi bencana yang jauh lebih signifikan," lanjutnya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Penembakan Massal Kembali Terjadi di Klub Malam Amerika, Polisi Buru Pelaku, 9 Orang Dilarikan ke RS

Aparat kepolisian memburu pelaku penembakan massal di sebuah klub malam di kota Cleveland, Amerika Serikat (AS). (Twitter/Al Jazeera)

Aparat kepolisian memburu pelaku penembakan massal di sebuah klub malam di kota Cleveland, Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh, seseorang melepaskan tembakan ke arah kerumunan di Distrik Warehouse, sesaat sebelum pukul 02.30 waktu setempat jelang klub itu tutup.

Tersangka kemudian melarikan diri dari tempat kejadian.

Sedikitnya ada sembilan orang yang dilarikan ke rumah sakit akibat penembakan massal itu, lapor Al Jazeera.

Kepala kepolisian Cleveland, Wayne Drummond mengatakan korban luka-luka terdiri dari tujuh pria dan dua wanita yang berusia antara 23 dan 28 tahun.

"Satu di antara korban pria menderita luka parah, sementara lainnya luka ringan," kata Drummond, dikutip eastidahonews.

Drummond menuturkan, pelaku melepaskan tembakan ke kerumunan padahal ada petugas polisi yang tampak sedang berjaga.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Putin Temui Yevgeny Prigozhin dan 34 Tentara Wagner, Hanya 5 Hari setelah Upaya Kudeta

(FILES) (COMBO) Kombinasi foto ini menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) menghadiri pertemuan dengan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, spesialis endokrinologi terapan dan fundamental Ivan Dedov, di Kremlin di Moskow pada 23 Juni 2023 , ** Catatan editor : gambar ini didistribusikan oleh badan milik negara Rusia Sputnik **, dan Yevgeny Prigozhin (kanan) sebelum pertemuan dengan para pemimpin bisnis yang diadakan oleh presiden Rusia dan China di Kremlin di Moskow pada 4 Juli 2017. Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner, bersumpah pada 24 Juni 2023 untuk "pergi sampai akhir" untuk menggulingkan kepemimpinan militer Rusia, yang dia tuduh melancarkan serangan terhadap anak buahnya, sementara jaksa penuntut umum negara itu mengatakan dia sedang diselidiki. untuk "pemberontakan bersenjata"."Kami akan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan kami," tambahnya dalam tantangan paling berani kepada Presiden Vladimir Putin sejak dimulainya serangan di Ukraina tahun lalu. (Sergei ILNITSKY, GAVRIIL GRIGOROV / SPUTNIK / AFP)

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-501: Tentara Bayaran Wagner Bersiap Pindah ke Belarus

Presiden Rusia Vladimir Putin ternyata telah menemui Yevgeny Prigozhin, bos perusahaan militer swasta Wagner, hanya lima hari setelah upaya kudeta Wagner yang dihentikan.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Dmitry Peskov mengatakan Putin mengundang Yevgeny Prigozhin dan 34 tentara Wagner ke pertemuan di Moskow.

Itu adalah komunikasi pertama Putin dengan Yevgeny Prigozhin setelah upaya kudeta Wagner yang dihentikan pada 24 Juni 2023.

"Putin mengundang 35 orang ke pertemuan tiga jam itu, termasuk para komandan tertinggi Wagner dan pemimpin kelompok itu, Prigozhin, pada 29 Juni 2023," kata Dmitry Peskov pada wartawan, Senin (10/7/2023), dikutip dari The New York Times.

"Presiden memberikan penilaian atas tindakan perusahaan di depan," tambahnya.

Yevgeny Prigozhin menjelaskan tentang tujuannya melakukan upaya kudeta terhadap militer Rusia itu.

"Dia juga memberikan penilaian pada peristiwa 24 Juni. Putin mendengarkan penjelasan para komandan dan menyarankan varian pekerjaan mereka di masa depan dan penggunaan mereka di masa depan dalam pertempuran," kata Dmitry Peskov, dikutip dari Interfax.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Presiden AS Joe Biden Sebut Belum Saatnya bagi Ukraina untuk Bergabung dengan NATO

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Joe Biden berbincang selama pertemuan di KTT G7 di Hiroshima, Jepang pada Minggu (21/5/2023). Joe Biden mengatakan Ukraina tidak perlu menggunakan jet F-16 untuk berperang di Bakhmut, karena mereka memiliki senjata lain yang bisa digunakan. (POTUS/Joe Biden)

Presiden AS Joe Biden mengatakan belum saatnya bagi Ukraina untuk menjadi anggota NATO sekarang.

Perang Rusia di Ukraina harus diakhiri sebelum NATO dapat mempertimbangkan untuk menambahkan Ukraina ke dalam jajarannya, ujar Biden seperti yang dilaporkan CNN.

Dalam sebuah wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN menjelang perjalanannya selama seminggu ke Eropa, Joe Biden mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk memulai proses mengizinkan Ukraina bergabung dengan NATO di tengah perang.

Proses tersebut dapat terjadi hanya setelah perjanjian damai dengan Rusia sudah ada, ujarnya.

Namun, Biden mengatakan AS dan sekutunya di NATO akan terus memberi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pasukannya keamanan dan persenjataan yang mereka butuhkan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

“Saya kira belum ada kebulatan suara di NATO tentang apakah akan membawa Ukraina ke dalam keluarga NATO atau tidak sekarang, pada saat ini, di tengah perang,” kata Biden.

"Jika perang sedang berlangsung, maka kita semua akan berperang."

"Kami berperang dengan Rusia, jika itu yang terjadi", tambahnya.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini