Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Kota terbesar di Afrika Selatan, Johannesburg, menyaksikan hujan salju pertamanya dalam lebih dari satu dekade pada Senin lalu.
Peristiwa ini tentu saja menghadirkan pengalaman musim dingin yang langka bagi penduduk setempat.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (12/7/2023), Peramal cuaca senior di South African Weather Service (SAWS), Puseletso Mofokeng mengatakan bahwa salju terakhir kali terlihat di kota itu pada 2012, sebelumnya salju juga tidak turun sejak 1996.
Sebelumnya, SAWS mengeluarkan peringatan akan adanya salju yang mengganggu di beberapa kawasan yakni Eastern Cape dan KwaZulu-Natal.
"Akan ada ancaman terhadap kehidupan dan hipotermia, jika tidak dilakukan perawatan," kata Dinas cuaca setempat memperingatkan pada Senin lalu.
Baca juga: Longsoran Salju di Pakistan Tewaskan 11 Orang, di Antaranya Termasuk 4 Wanita dan Balita Laki-laki
Media lokal melaporkan bahwa sistem palung atas yang intens dan bagian depan yang dingin menyebabkan hawa dingin yang tidak biasa.
Seorang Ahli Meteorologi dan Peramal cuaca di SAWS, Wayne Venter mengatakan bahwa sistem palung atas yang intens pada dasarnya adalah area dengan tekanan lebih rendah di atmosfer yang berkelok-kelok karena angin kencang.
Selain wilayah Gauteng yang meliputi Johannesburg dan Soweto, salju juga terlihat di provinsi lain, termasuk Eastern Cape dan Mpumalanga.
Di sisi lain, pemandangan salju yang langka ini telah menjadi pengalaman menyenangkan bagi banyak penduduk setempat.
Beberapa di antaranya menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kegembiraan mereka.
Penduduk di Johannesburg menggambarkannya sebagai 'keajaiban', 'masalah besar' dan 'awal minggu yang luar biasa'.