News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ASEAN Gelar Pertemuan dengan Korsel, Cina dan Jepang Bahas Indo-Pasifik 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Korea Selatan Park Jin memimpin bersama Pertemuan Menlu ASEAN Plus Three, yakni Korea Selatan, RRT, dan Jepang di Jakarta, Kamis (13/7/2023). Dalam sambutan pembukaan, Menlu Retno menekankan pentingnya peran APT sebagai jangkar stabilitas, resiliensi dan keberlanjutan kawasan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Korea Selatan Park Jin memimpin bersama Pertemuan Menlu ASEAN Plus Three (APT), yakni Korea Selatan, RRT, dan Jepang di Jakarta, Kamis (13/7/2023). 

Dalam sambutan pembukaan, Menlu Retno menekankan pentingnya peran APT sebagai jangkar stabilitas, resiliensi dan keberlanjutan kawasan.

“APT telah menjadi jangkar untuk mengatasi berbagai tantangan di kawasan selama lebih dari 25 tahun. APT selalu mampu melewati instabilitas dan krisis. Kita harus memperkuat jangkar ini untuk mengatasi tantangan-tantangan global yang penuh ketidakpastian,” kata Menlu Retno.

Baca juga: Jokowi Terima Kunjungan Menlu ASEAN dan Menlu Negara Mitra

Retno mengatakan stabilitas tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus terus diupayakan dan dipupuk oleh mereka yang paling berkepentingan di kawasan. 

Semua pihak harus berkontribusi sebagai kekuatan positif.

“APT harus menerapkan paradigma kolaborasi. Kita tidak boleh jadi bagian dari pembendungan (containment). Sebaliknya, kita harus memelihara perdamaian dan keamanan dengan menghormati hukum internasional dan memajukan semangat multilateralisme,” kata Retno.

Retno menegaskan APT harus mendukung ASEAN dalam membangun arsitektur kawasan yang inklusif dan mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) melalui aksi nyata.

Mekanisme kawasan untuk memperkuat resiliensi harus dibentuk. 

Chiang Mai Initiative for Multilateralization harus lebih efektif dalam merespons krisis finansial. 

Cadangan Beras Darurat APT (APTERR) harus ditingkatkan untuk mengatasi disrupsi rantai pasok di masa depan.

“APT harus jadi bagian tak terpisahkan dalam upaya memastikan resiliensi kawasan terhadap krisis yang bisa datang kapan saja,” kata Menlu Retno.

Baca juga: Jokowi: ASEAN Tidak Boleh Dijadikan Ajang Persaingan

Untuk keberlanjutan, APT harus bisa menjadi jangkar pembangunan berkelanjutan. 

Menurutnya APT perlu lebih inovatif dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim, mengurangi emisi, dan mempercepat transisi energi. 

Lebih lanjut, Menlu Retno mendorong APT untuk memulai kerja sama dalam membangun ekosistem kendaraan listrik. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini