News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

10 Bulan Pascakematian Mahsa Amini, Polisi Moral Iran Kembali Berpatroli Tegakkan Aturan Hijab

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iran kembali menegakkan aturan hijab. Pada Minggu (16/7/2023), polisi moralitas Iran berpatroli ke jalan. Kebijakan baru ini diterapkan 10 bulan setelah kematian Mahsa Amini di penjara.

TRIBUNNEWS.COM - Iran kembali menegakkan aturan hijab.

Pada Minggu (16/7/2023), polisi moralitas Iran berpatroli ke jalan.

Kebijakan baru ini diterapkan 10 bulan setelah kematian Mahsa Amini di penjara.

Sebagaimana diketahui, wanita 22 tahun itu ditahan atas dugaan pelanggaran aturan berpakaian.

Kematian Mahsa Amini pun memicu gelombang protes nasional selama berbulan-bulan di Iran.

Dikutip NPR, protes sedikit mereda awal tahun ini setelah ratusan pengunjuk rasa tewas karena tindakan keras pihak berwenang.

Selama ada aksi unjuk rasa, polisi moralitas jarang terlihat berpatroli di jalan-jalan.

Bahkan muncul laporan yang menyebut bahwa polisi moralitas Iran telah dibubarkan.

Pihak berwenang bersikeras selama krisis bahwa peraturan tidak berubah.

Baca juga: Rusuh Iran, Polisi Moral, dan Evolusi Tentang Hijab di Iran Menurut Ulasan Pakar  

Penguasa ulama Iran memandang jilbab sebagai pilar utama revolusi Islam yang membawa mereka ke tampuk kekuasaan, dan menganggap pakaian yang lebih santai sebagai tanda dekadensi Barat.

Dikutip Al Jazeera, Juru bicara kepolisian, Jenderal Saeid Montazeralmahdi mengonfirmasi bahwa patroli polisi dilakukan dengan berjalan kaki dan kendaraan, Minggu (16/7/2023).

Operasi itu dimaksudkan untuk menindak orang-orang yang dianggap tidak pantas di Republik Islam.

"Polisi moralitas akan mengeluarkan peringatan dan memperkenalkan sistem peradilan terhadap orang-orang yang melanggar norma," katanya seperti dikutip media pemerintah.

Montazeralmahdi mengaku aparat berharap warga iran patuh dan menyesuaikan diri dengan aturan berpakaian sehingga petugas memiliki lebih banyak waktu menangani tugas penting lainnya.

Fasilitas pendidikan ulang kepolisian Iran

Dengan aturan hijab saat ini, perempuan yang dianggap melanggar aturan bisa ditangkap dan dibawa ke fasilitas pendidikan ulang yang dijalankan oleh polisi.

Kabar tersebut muncul 10 bulan setelah Mahsa Amini, 22, meninggal dalam tahanan polisi setelah ditahan atas dugaan.

Baca juga: Pemerintah Iran: Isu Pembubaran Polisi Moral Adalah Hoaks, Ini Bagian Propaganda

Sebuah gambar yang diambil di Teheran pada 18 September 2022 menunjukkan halaman depan surat kabar Iran Hafteh Sobh yang menampilkan foto Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh "polisi moral" Iran. Amini, 22 tahun, sedang dalam kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma di rumah sakit. (ATTA KENARE / AFP)

Kasus baru-baru ini, seorang aktris bernama Azadeh Samadi dilarang menggunakan media sosial.

Dia juga diperintahkan pengadilan Iran untuk menjalani perawatan psikologis untuk "gangguan kepribadian antisosial", setelah menghadiri pemakaman mengenakan topi saja di kepalanya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini