TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan menggema di Johannesburg, Afrika Selatan pada jam sibuk, Rabu (19/7/2023).
Satu orang tewas dan 41 orang lainnya terluka, kata pejabat Afrika Selatan, dikutip dari AfricanNews.
"Jenazah korban ditemukan saat operasi pencarian malam hari di area ledakan," kata Juru bicara Layanan Manajemen Darurat Johannesburg Robert Mulaudzi di Twitter, dilansir Al Jazeera.
Jalan raya tampak terbelah dan kendaraan kocar-kacir di sisi jalan.
Layanan darurat Johannesburg menduga ledakan disebabkan oleh pipa gas bawah tanah di kota itu.
Tetapi, perusahaan Egoli Gas menepis dugaan tersebut.
Baca juga: 6 Tewas dalam Ledakan Gas Rusia, Diduga Dipicu Bocornya Tangki Bensin
"Jaringan kami tidak mengalami kehilangan tekanan yang menandakan jaringan pipa gas masih utuh," papar Egoli Gas.
"Pelanggan kami di daerah tersebut terus menerima gas tanpa gangguan," terang perusahaan tersebut.
“Kami masih mencari sumbernya,” kata Panyaza Lesufi, perdana menteri provinsi Gauteng tempat Johannesburg berada.
Lesufi mengatakan 12 orang tetap berada di beberapa rumah sakit Johannesburg untuk perawatan medis.
Sementara 36 orang lainnya yang terluka telah dipulangkan, katanya.
Beberapa orang dievakuasi dari daerah tersebut pada Rabu (19/7/2023) malam karena khawatir akan ledakan kedua atau bangunan bertingkat di pusat kota akan runtuh.
Baca juga: Mata Merah-Kulit Mengelupas, Roman Abramovich Bukan Diracun Tapi Kena Ledakan Gas Air Mata
Lesufi mengatakan kerusakannya “luas”.
Pihak berwenang memperkirakan area yang mencakup lima blok kota rusak dan setidaknya enam jalan terkena dampaknya.