Vladimir Putin: Wilayah Barat Polandia Adalah Hadiah dari Stalin Buat Negara Itu
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa wilayah barat Polandia adalah "hadiah Stalin untuk Polandia."
Hal itu dinyatakan Vladimir Putin pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia di Moskow pada Jumat (21/7/2023).
Pertemuan ini dilaporkan membahas soal adanya rencana pembentukan kelompok militer gabungan Polandia-Lithuania-Ukraina untuk melindungi wilayah barat Ukraina.
Baca juga: Kisah Tragis Ekspatriat yang Bunuh Istri Demi Cinta: David Beri Kecupan Terakhir di Ranjang Kematian
Pada momen itu, Putin juga menjelaskan dugaan rencana Polandia untuk menguasai wilayah barat Ukraina.
Dalam penjelasannya, Putin mengatakan Rusia mewanti-wanti pemerintahan Warsawa tentang kegagalan "rencana ekspansionis" mereka sebelumnya.
Putin secara terang, rencana Polandia ini adalah bagian dari upaya barat ikut campur dalam konflik yang terjadi.
"Api perang sedang berkobar-kobar. Secara khusus, mereka (Barat) menggunakan ambisi para pemimpin beberapa negara Eropa Timur, yang telah lama mengubah kebencian terhadap Rusia, dan Russophobia menjadi komoditas ekspor utama mereka dan instrumen mereka (dalam bentuk) kebijakan dalam negeri. Dan sekarang mereka ingin 'menghangatkan tangan mereka' atas tragedi Ukraina," katanya.
Baca juga: Rusia Rekrut Pasukan Wanita untuk Ditempatkan di Unit Pertahanan Teritorial di Perbatasan Ukraina
Putin mengatakan rencana pembentukan kelompok militer gabungan Polandia-Lithuania-Ukraina menyiratkan pembentukan unit reguler dengan tujuan yang dinyatakan untuk "memberikan keamanan wilayah barat Ukraina," tetapi pada kenyataannya, "untuk pendudukan wilayah ini."
“Bagaimanapun, prospeknya jelas – jika unit (militer) Polandia memasuki, misalnya, Lviv atau wilayah lain di Ukraina, maka mereka akan tetap di sana. Dan mereka akan tetap selamanya,” kata presiden Rusia itu dilansir situs media Turki, aa.com.tr.
Putin ingat kalau Polandia menggunakan perang saudara Rusia pada tahun 1917 untuk mencaplok wilayah bersejarah mereka, dan bagian dari Lituania, Vilen Krai, serta mengambil bagian dalam pembagian Cekoslowakia sebagai hasil dari perjanjian Munich dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler pada tahun 1938.
Presiden Rusia mengingatkan bahwa "kebijakan agresif seperti itu" berakhir untuk Polandia dengan tragedi nasional tahun 1939.
Faktanya, kata Putin, Polandia "dilempar oleh sekutu Barat mereka untuk dimakan oleh mesin militer Jerman," kehilangan kemerdekaan dan kenegaraannya.
Hal yang kemudian, kata Putin, dipulihkan atas usaha Uni Soviet.
"Dan berkat Uni Soviet, berkat posisi Stalin, Polandia menerima tanah yang signifikan di Barat, tanah (yang tadinya dikuasai) Jerman. Persis seperti ini ... Wilayah barat Polandia saat ini adalah hadiah Stalin untuk Polandia. Apakah teman-teman kita di Warsawa sudah lupa? Kami akan mengingatkan mereka," katanya.
Putin Sebut Orang Polandia dan Lituania Sebagai 'Umpan Meriam Buat Barat'
Putin menuduh para pemimpin Polandia ingin "mengembalikan wilayah yang mereka anggap 'milik mereka', yaitu wilayah barat Ukraina saat ini," melalui koalisi yang akan diizinkan beroperasi di bawah "payung" NATO.
Mereka, kata Putin, sering memimpikan tentang tanah Belarusia.
Menurut presiden Rusia, pihak berwenang Polandia menyembunyikan kebenaran dari publik dengan mengatakan bahwa "sebenarnya 'umpan meriam' Ukraina jelas tidak cukup untuk Barat.
Karena itu, Putin menyebut Barat berencana menggunakan 'bahan baru' - orang-orang Polandia itu sendiri, orang Lituania, dan selanjutnya dalam daftar Barat.
"Saya akan mengatakan satu hal - ini adalah permainan yang sangat berbahaya, dan pembuat rencana semacam itu harus memikirkan konsekuensinya," tegasnya.
Putin Sebut Barat 'Kecewa' Atas Hasil Serangan Balasan Ukraina
Menurut presiden Rusia, pihak Barat kecewa atas hasil serangan balik Ukraina, yang tidak berhasil.
Meskipun "sumber daya yang sangat besar" diinvestasikan untuk mendukung Kyiv, pengiriman senjata, dan layanan dari "ribuan tentara bayaran dan penasihat asing", yang digunakan " paling aktif" untuk menembus pertahanan Rusia.
Putin mengatakan, senjata tambahan dari Barat akan memperpanjang konflik sambil melakukan "beberapa kerusakan" ke wilayah Rusia.
Putin menambahkan bahwa pada saat yang sama, persenjataan NATO dan stok senjata lama Soviet di beberapa negara, sebagian besar telah dikosongkan, dan fasilitas produksi yang ada di Barat tidak dapat dengan cepat mengisi kembali cadangan peralatan dan amunisi.
Putin menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina akan melanjutkan "serangan bunuh diri" mereka, mengacu pada anggapan bahwa semakin lama perang berlangsung, semakin banyak tentara Kyiv yang akan kalah.
Terlepas dari langkah-langkah mobilisasi keras dari otoritas Ukraina, Putin menyebut sumber daya mobilisasi Ukraina sedang terkuras,
"Orang-orang di Ukraina semakin mengajukan pertanyaan, pertanyaan yang sah - untuk apa? Untuk kepentingan egois siapa kerabat dan teman mereka sekarat," katanya.
Menurut Putin, opini publik di Eropa juga berubah, dengan elite dan masyarakat umum melihat dukungan kepada Ukraina sebagai "jalan buntu".
"Melayani kepentingan hegemon global luar negeri, yang diuntungkan dari kelemahan Eropa dan keuntungan dari memperpanjang konflik Ukraina," katanya.
Dalam perkiraannya, kata Putin, Ukraina mungkin akan melakukan tawar-menawar dengan Polandia atas wilayah barat "untuk memperpanjang keberadaannya", seperti "pendahulu ideologis" mereka.
Putin merujuk pada sosok sayap nasionalis Ukraina Symon Petliura, yang memberi Polandia tanah Galicia dan Volhynia Barat dengan imbalan bantuan militer.
"Pihak berwenang Ukraina dapat mengambil tindakan apa pun yang mereka anggap perlu, tetapi setiap agresi terhadap Belarusia akan dianggap sebagai agresi terhadap Federasi Rusia," tegasnya.
"Kami akan menanggapi dengan segala cara yang tersedia," kata Putin memperingatkan.
(oln/*/AA/)