News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diplomat Taliban Klaim ke Indonesia Bertemu Sejumlah Politisi di Jakarta, Ini Respon Kemenlu

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran yang dirilis oleh Taliban Afghanistan dan diambil pada 22 Januari 2022 menunjukkan Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi (kiri), juru bicara Taliban untuk Kementerian Luar Negeri, Abdul Qahar Balkhi (tengah) dan delegasi duduk di pesawat sebelum berangkat ke Oslo, di bandara Kabul di Kabul.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan pemerintah Taliban Afghanistan klaim melakukan kunjungan ke Indonesia pada awal Juli 2023.

Mereka mengaku bertemu dengan politisi Indonesia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Hafiz Zia Ahmad, mengumumkan melalui cuitannya pada 14 Juli 2023 bahwa salah satu diplomat pemerintahnya memimpin "delegasi" ke Indonesia.

"Delegasi tersebut melakukan pertemuan dan diskusi bermanfaat dengan beberapa cendekiawan, politisi, dan pengusaha di Indonesia untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi bilateral," tulisnya, dikutip dari Straits Times.

Ahmad tidak mengungkapkan nama-nama politisi Indonesia yang bertemu dengan delegasi Afghanistan tersebut.

Hubungan antara kedua negara mayoritas Muslim ini selama ini didasarkan pada solidaritas keagamaan.

Baca juga: Taliban melarang salon kecantikan di Afghanistan: Tiga perempuan berbagi kisah

Pada tahun 2018, Presiden Indonesia Joko Widodo mengunjungi Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, yang kemudian melarikan diri saat Taliban menguasai Kabul.

Ahmad juga menyebutkan dalam cuitannya bahwa perwakilan Afghanistan juga bertemu dengan diplomat-diplomat dari Sri Lanka, Bangladesh, dan Singapura selama berada di ibu kota Indonesia.

Pemerintah Taliban tidak diakui secara resmi oleh negara atau badan dunia manapun dan hanya sedikit negara yang memiliki kehadiran di Afghanistan.

Jakarta kembali membuka kedutaan besarnya di Kabul pada tahun 2022 setelah ditutup mengikuti pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang Taliban telah menutup salon kecantikan wanita dan melakukan setidaknya dua eksekusi di depan umum saat mereka berusaha untuk sepenuhnya melaksanakan semua aspek dari interpretasi hukum syariah mereka.

Sebuah laporan kepada Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Juni oleh utusan khusus Afghanistan, Richard Bennett, menyatakan bahwa para penguasa negara tersebut mungkin "bertanggung jawab atas apartheid gender", yang memperparah situasi perempuan dan gadis di bawah versi hukum ketat mereka.

Pemerintahan Taliban yang kembali berkuasa pada Agustus 2021 berusaha memperkuat pengakuan atas pemerintahannya di dunia Islam, termasuk dengan mendekati Indonesia untuk meningkatkan hubungan politik dan ekonomi.

Namun, Indonesia belum mengakui legitimasi pemerintahan Taliban Afghanistan sejak mereka kembali berkuasa dua dekade setelah pasukan pimpinan AS menjatuhkan rezim mereka.

"Menurut pemahaman saya, mereka berada di Jakarta secara tidak resmi untuk urusan internal dengan misi Afghanistan di sini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, seperti dikutip oleh Straits Times, Rabu (26/7/2023).

Dia mengatakan kunjungan tersebut tidak dapat dianggap sebagai delegasi, karena dapat mengimplikasikan "jenis formalitas tertentu".

Faizasyah menyatakan tidak ada pertemuan resmi antara pejabat pemerintah Afghanistan dan Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini