Misalnya banyak mobil di jalur utama, katakanlah ada mobil A dan B. Banyak mobil pula di jalan kecil yang mau ke kiri memasuki jalan utama. Katakanlah mobil X dan Y.
Ketika mobil X memasuki jalur utama jalan raya, biasanya secara etika di belakang mobil X yang sudah di jalur utama, hadirlah pula mobil A di belakang mobil X.
Setelah mobil X jalan ke depan, masuklah pula mobil Y dan barulah di belakangnya adalah Mobil B. Jadi saling bergantian satu sama lain.
"Etika tersebut memang tidak ada di peraturan mana pun. Namun kalau dilakukan dengan baik maka arus lalu lintas akan lancar."
Ada pula yang bandel, trambahnya, tak mau kalah karena dia berasa di jalur utama, prioritas bisa jalan terus tidak perlu menunggu mobil dari kiri dari jalan kecil untuk masuk jalan utama (besar).
"Apabila mobil A yang sudah memberikan jalan masuk bagi mobil X biasanya mobil B akan mengikuti jejak tersebut. Namun kalau mobil B sombong orangnya biasanya diabaikan hal tersebut. Memang Mobil B tidak salah. Tetapi akibatnya jalan kecil di kiri yang ada beberapa mobil akan menjadi macet semakin banyak mobil antri menunggu saat bisa memasuki jalur utama."
Etika yang dijaga tinggi di Jepang tampaknya menjadi dasar mengikuti aturan umum berlalu lintas di Jepang pula.
"Biasanya kalau seseorang berlalu lintas sudah tidak beretika, masa bodoh, ego nya tinggi, biasanya aturan umumnya seringkali diabaikan dan cuma tunggu waktunya saja pasti akan kena tilang pengendara tersebut dalam waktu dekat karena banyak polisi berkeliaran di jalan rasa Jepang, belum lagi CCTV di banyak tempat yang memungkinkan tilang melalui panggilan kartupos ke rumah pengendara yang bersangkutan."
Di Jepang pun tidak akan melakukan diskriminasi warga Jepang atau warga asing.
"Siapa pun yang salah melanggar lalu lintas, dia pun pasti akan ditilang tanpa ampun," tekannya lagi.
Etika berlalu lintas sangat patuh dilakukan bukan hanya oleh orang biasa, sampai Kaisar Jepang pun pasti akan berhenti mobilnya di tepi jalan kalau dari belakangnya muncul mobil ambulance yang sedang beroperasi mengangkung pasien darurat.
Beberapa waktu lalu di daerah tengah kota di Tokyo mobil Kaisar Jepang sempat berhenti disaksikan Tribunnews.com. Mengapa? Ternyata di belakangnya ada mobil ambulance dengan sirine nya mengaung keras tanda mengangkut pasien darurat. Setelah ambulance berlalu, barulah mobil Kaisar Jepang berjalan lagi di tengah jalan raya.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.