Dia mengatakan proyek itu sesuai dengan aspirasi Ukraina untuk 'bergerak' ke arah kubu Barat dan menjadi anggota NATO.
Dia menilai, pekerjaan menurunkan simbol Soviet pada patung itu merupakan bagian dari perang ideologis.
"Perang jelas juga terjadi di bidang budaya dan informasi. Ini adalah perang untuk identitas, untuk kesadaran masyarakat," kata Savchuk.
Para pekerja di buaian yang digantung di atas perisai sejak bulan lalu telah memindahkan berkas gandum dan pita dari lambang Soviet, menurunkannya dengan tali.
AFP melaporkan dari lokasi patung, para pekerja terlihat mereka memotong palu arit dan menurunkannya ke tanah setelah penundaan karena beberapa peringatan serangan udara dari Rusia.
"Mungkin ini seharusnya dilakukan sebelum invasi besar-besaran... tapi hari ini perang Rusia-Ukraina membawa relevansi baru untuk banyak pertanyaan yang tertunda di masa lalu," kata Savchuk.
Penggantian perisai tersebut menelan biaya 28 juta hryvnias ($758.000 atau setara Rp 11,5 miliar).
Para pejabat terkait menekankan dana renovasi patung akan dibayar melalui sumbangan dan sponsor, bukan dana negara.
Menteri Kesenian Ukraina yang mendukung proyek tersebut mengundurkan diri bulan lalu di tengah kritik resmi terhadap biaya proyek seni di masa perang tersebut.
Tetapi sebuah survei yang ditugaskan oleh kementerian kebudayaan tahun lalu menunjukkan, 85 persen orang Ukraina mendukung pencabutan simbol palu dan arit.
Simbol 'Melihat Musuh'
Penjabat menteri Ukraina, Rostislav Karandeyev memuji proyek itu sebagai "elemen penting dari perlawanan negaranya dalam pertempuran ideologis dengan musuh mereka."
Dia mengatakan perisai baru harus dipasang pada hari libur nasional bulan ini.
"Pada hari bendera Ukraina pada 23 Agustus dan hari kemerdekaan pada 24 Agustus," ujar Rostislav saat dia menyaksikan pekerjaan itu dari bawah.
Menteri mengatakan bahwa dia mengharapkan keputusan untuk mengganti nama patung itu juga "akan diambil pada tingkat politik."