Bahkan di pengadilan, polisi kesulitan menjelaskan mengapa tato Aleksandra dianggap ofensif.
"Dia mengatakan beberapa hal yang tidak koheren, 'Propaganda, propaganda'," ucap Aleksandra.
Baca juga: Erdogan Desak Putin Tidak Menambah Ketegangan, Sebut Turki Berupaya Pulihkan Kesepakatan Laut Hitam
"Saya mengatakan 'jelaskan di mana pelanggarannya di sini'. Lalu mereka seperti, 'yah, saya pikir itu pelanggaran'," lanjutnya.
"Saya sedih sekarang, bahkan di halaman kecil saya di jejaring sosial, menjadi tidak menyenangkan dan tidak aman untuk mengungkapkan pendapat saya."
"Saya tidak tahu persis bagaimana mereka menemukan saya dan mengapa mereka tertarik, tetapi saya pikir seseorang menulis kecaman, melihat bahwa halaman itu terbuka," pungkasnya.
Aleksandra menolak berkomentar lebih lanjut ketika dihubungi oleh The Post pada hari Kamis.
Namun, ia hanya meminta agar wajahnya tidak diperlihatkan karena kekhawatiran keamanan yang sedang berlangsung.
(Tribunnews.com/Whiesa)