News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Seberapa Kuat Ledakan Little Boy dan Fat Man?

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah bom atom yang dijuluki Fat man yang dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 di atas Nagasaki, Jepang. Sekitar 78 tahun yang lalu, bom atom Little Boy dan Fat Man masing-masing dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, seberapa kuat ledakannya?

TRIBUNNEWS.COM - Berbagai alasan mempengaruhi keputusan Amerika Serikat untuk menjatuhkan bom nuklir di Jepang.

Salah satu alasannya adalah karena Jepang menolak untuk menyerah tanpa syarat saat Perang Dunia II (1939-1945).

Mengutip news9live.com, Jepang tidak ingin direbut oleh AS karena Jepang ingin mempertahankan kaisar mereka dan melakukan uji coba perang sendiri.

Maka perang pun berlanjut.

Setelah serangan bom api berulang kali, termasuk pengeboman Tokyo pada 9-10 Maret 1945, Jepang masih belum menyerah.

Pengeboman itu – bukan pengeboman atom – memakan korban puluhan ribu jiwa dan secara luas dianggap sebagai salah satu tindakan perang paling dahsyat dalam sejarah.

Hingga akhirnya Amerika menggunakan bom atom, bom nuklir temuan Robert J Oppenheimer, ilmuwan yang kisahnya diangkat dalam sebuah film berjudul "Oppenheimer."

Baca juga: Warga Jepang Mengheningkan Cipta Mengenang Korban Bom Atom di Hiroshima

Little Boy dan Fat Man

Hiroshima, kota manufaktur yang berjarak sekitar 500 kilometer dari Tokyo, dipilih sebagai sasaran pertama.

Bom uranium-235 seberat lebih dari 4 ton dipasang di pesawat pengebom B-29 yang dimodifikasi yang diberi nama Enola Gay (diambil dari nama ibu sang pilot, Kolonel Paul Tibbets).

Pukul 8:15 pagi, pesawat menjatuhkan bom "Little Boy" dengan parasut.

Bom meledak 2.000 kaki di atas Hiroshima dengan ledakan yang setara dengan 12.000-15.000 ton TNT, menghancurkan 8 km persegi kota tersebut.

Namun, kehancuran Hiroshima tidak juga membuat Jepang menyerah.

Sebuah bom yang dijuluki "Little Boy" yang dijatuhkan pada tanggal 9 Agustus 1945 di atas Hiroshima, Jepang (LOS ALAMOS SCIENTIFIC LABORATORY / AFP)

Baca juga: Kisahkan Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Film Oppenheimer Belum Memiliki Jadwal Tayang di Jepang

Pada 9 Agustus, Mayor Charles Sweeney menerbangkan pesawat pembom B-29 lainnya, Bockscar, dari kepulauan Tinian.

Awalnya, bom diarahkan ke Kokura.

Tetapi karena terlihat awan tebal di atas kota itu, Sweeney mengalihkannya ke Nagasaki.

Pukul 11:02, bom plutonium "Fat Man" dijatuhkan di Nagasaki.

Bom tersebut, yang lebih kuat dari yang digunakan di Hiroshima, memiliki berat sekitar 4,5 ton dan diprediksi akan menghasilkan ledakan sebesar 22 kiloton.

Karena Nagasaki terletak di lembah sempit di antara pegunungan, dampak bom menyempit menjadi 4,1 km persegi.

Dalam pidato radio pada siang hari tanggal 15 Agustus 1945 (waktu Jepang), Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang.

Kabar itu menyebar dengan cepat.

Gambar ledakan bom atom AS kedua di Nagasaki 09 Agustus 1945. (AFP / US AIR FORCE)

Perayaan "Kemenangan di Jepang" atau "Hari V-J" meletus di seluruh Amerika Serikat dan Sekutu lainnya.

Perjanjian penyerahan resmi ditandatangani pada 2 September di atas kapal perang AS Missouri, yang ditambatkan di Teluk Tokyo.

Karena besarnya cakupan kerusakan, termasuk penghancuran sebagian besar infrastruktur di kedua kota tersebut, jumlah kematian sebenarnya dari pengeboman Hiroshima dan Nagasaki masih belum jelas.

Namun, diyakini bahwa 70.000 hingga 135.000 orang tewas di Hiroshima dan 60.000 hingga 80.000 orang tewas di Nagasaki sebagai akibat paparan akut terhadap pengeboman dan efek samping radioaktif jangka panjang.

Dampak jangka panjang dari pengeboman masih terlihat beberapa dekade setelah ledakan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini