Pada saat yang sama, sekitar setengah dari tank di fasilitas tersebut tidak memiliki laras meriam.
"Mengindikasikan kalau bagian itu telah dilepas dalam setahun terakhir, mungkin telah dikirim untuk diperbaiki dengan suku cadang dan peralatan baru," tulis laporan tersebut.
Indikasi lain, Moskow terpaksa mengirim tank tua ke medan perang untuk mengkompensasi kerugian peralatan perang yang di luar perhitungan.
Situs web analisis pertahanan intelijen sumber terbuka (OSINT) dan kelompok riset soal peperangan Belanda, Oryx, menyebutkan Rusia pada 31 Mei telah kehilangan lebih dari 2.000 tank dari 3.000 kendaraan siap tempur cadangan aslinya ketika menginvasi Ukraina tahun lalu.
Sementara itu, menurut laporan media, Rusia mengimpor kembali suku cadang untuk tank dan rudal yang sebelumnya dijual ke India dan Myanmar.
Langkah ini berpotensi untuk meningkatkan peluang kalau Rusia memakai senjata dan peralatan lama untuk digunakan di Ukraina.
Peralatan yang diimpor kembali itu termasuk ribuan teleskop dan kamera pengintai untuk dipasang di tank.
Menurut para analis, bagian-bagian ini dapat digunakan untuk memodernisasi tank T-72 Rusia yang saat ini disimpan.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada bulan Juli menyerukan agar lebih banyak tank diproduksi "untuk memenuhi kebutuhan pasukan Rusia" di Ukraina setelah Kyiv melancarkan serangan balasan dengan senjata Barat.