TRIBUNNEWS.COM - Jepang memperingati 78 tahun jatuhnya bom atom di Nagasaki pada 9 Agustus 2023.
Upacara peringatan ini dipindahkan ke dalam ruangan karena ancaman Topan Khanun yang melewati Jepang, di mana biasanya digelar di Taman Perdamaian Nagasaki.
Pengeboman atom Nagasaki terjadi tiga hari setelah pembom B-29 AS, Enola Gay, melakukan serangan nuklir pertama di dunia di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, selama Perang Dunia II.
Dua pemboman ini menewaskan 215.000 orang karena cedera dan penyakit terkait radiasi.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida berpidato dalam upacara itu melalui pesan video.
Orang-orang berkumpul untuk berdoa di Taman Perdamaian Nagasaki sejak dini hari, yang berada di pusat ledakan bom atom, seperti diberitakan The Japan Times.
Baca juga: Peringatan Sejarah Ledakan Bom Atom Nagasaki, Telan Banyak Korban Jiwa
"Sembilan kerabat dari pihak suami saya meninggal karena bom atom. Jadi, hari ini saya datang ke sini untuk berdoa agar mereka dapat beristirahat dalam damai selama-lamanya. Terutama pada hari peringatan ini. bom atom di Nagasaki, saya sungguh-sungguh mengharapkan perdamaian dunia," kata seorang wanita berusia 82 tahun di luar katedral.
Banyak generasi muda juga hadir dalam acara peringatan ini.
"Saya pikir generasi kita akan menjadi yang terakhir, yang dapat secara langsung mendengarkan cerita orang-orang yang mengalami perang (dunia II) dan (kita) menyampaikannya kepada generasi mendatang," kata seorang pria berusia 18 tahun di Taman Peringatan Nagasaki.
"Saya telah mendengarkan orang-orang yang selamat dari perang dan saya berusaha untuk memenuhi tanggung jawab saya," lanjutnya, seperti dilaporkan NHK.
Fakta Jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki
Baca juga: Sejarah Tragedi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki: Proyek Manhattan, Penyerahan Jepang, dan Dampaknya
Berikut ini sejumlah fakta yang jarang diungkap tentang misi Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, seperti dijelaskan WIO News, Geopolitical Economy dan Atomic Archive.
1. Hiroshima dan Nagasaki Bukan Satu-satunya Target
Amerika Serikat (AS) tidak hanya menargetkan Hiroshima dan Nagasaki dalam rencana pemboman atom dalam Perang Dunia II.
Sejumlah kota lainnya adalah Kokura, Hiroshima, Yokohama, Niigata, dan Kyoto.
Namun, Kyoto dikeluarkan dari daftar karena dianggap sebagai kota budaya yang penting.
Sementara itu, Hiroshima dipilih sebagai target utama karena sebagian besar tidak tersentuh oleh serangan bom, dan efek bom dapat diukur dengan jelas.
Hiroshima adalah pelabuhan utama dan markas militer, dan karenanya menjadi sasaran strategis.
Ketika para pejabat militer menyadari bahwa Jepang tidak akan menyerah setelah pengeboman Hiroshima, keputusan dibuat untuk menjatuhkan bom atom kedua.
Kota kedua yang ada dalam target adalah Kokura dan Nagasaki.
Rencana awal adalah untuk menjatuhkannya pada 11 Agustus 1945.
Namun, sistem badai diperkirakan membawa cuaca aktif dan kondisi penerbangan yang buruk di seluruh Jepang sehingga rencana dimajukan menjadi 9 Agustus 1945.
Di hari itu, pesawat AS tidak dapat melihat Kota Kokura dengan jelas dan bahan bakar semakin menipis, pilot pun beralih ke target selanjutnya, Nagasaki.
Baca juga: Kisahkan Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Film Oppenheimer Belum Memiliki Jadwal Tayang di Jepang
2. AS Sebar Pamflet sebelum Pemboman
Pilot Amerika menjatuhkan pamflet sebelum menjatuhkan bom atom di kedua kota.
AS menjatuhkan pamflet itu sebagai peringatan, mereka berisi pesan seperti "EVACUATE YOUR CITIES" dan "Kehancuran yang cepat dan total".
3. Bekas Korban Pemboman Atom di Hiroshima
Bayangan orang dan benda secara permanen terukir di tanah setelah ledakan bom di Hiroshima karena begitu kuatnya.
Ini dikenal sebagai "bayangan Hiroshima". Bayangan ini masih menghantui dunia.
4. 2 Desain Bom yang Berbeda
AS dan sekutunya memilih dua bom yang berbeda untuk dijatuhkan di wilayah Jepang.
Bom "Little Boy" yang dijatuhkan di Hiroshima terbuat dari uranium-235 yang sangat diperkaya.
Sedangkan bom "Fat Man" yang dijatuhkan di Nagasaki terbuat dari plutonium.
Bom Nagasaki dianggap sebagai desain yang lebih kompleks.
5. Jepang Berencana Menyerah sebelum AS Jatuhkan Bom
Departemen Perang AS (yang berganti nama menjadi Departemen Pertahanan pada tahun 1940-an) melakukan penyelidikan, yang dikenal sebagai Survei Pengeboman Strategis, menganalisis serangan udaranya dalam Perang Dunia II.
Departemen itu menyebutkan Jepang berencana akan menyerah sebelum AS menjatuhkan bom atom.
Analisis itu diterbitkan pada tahun 1946.
"Berdasarkan penyelidikan terperinci atas semua fakta, dan didukung oleh kesaksian para pemimpin Jepang yang masih hidup yang terlibat, adalah pendapat Survei bahwa sebelum 31 Desember 1945, dan kemungkinan besar sebelum 1 November 1945, Jepang bahkan akan menyerah jika bom atom tidak dijatuhkan, bahkan jika Rusia tidak memasuki perang, dan bahkan jika tidak ada invasi yang direncanakan atau direncanakan," bunyi dokumen itu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Nagasaki