TRIBUNNEWS.COM - Capres Ekuador, Fernando Villavicencio disebut sempat menerima ancaman pembunuhan dari kartel narkoba besutan El Chapo, Sinaloa sebelum tewas seusai kampanye di utara ibu kota Ekuador, Quito pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat.
Dalam laporan Associated Prees (AP), Villavicencio mengaku telah memperoleh ancaman pembunuhan dari bebagai pihak termasuk pimpinan kartel narkoba asal Meksiko, Sinaloa yang telah masuk ke Ekuador.
Villavicencio pun mengungkapkan kampanye yang telah dilakukannya adalah wujud ketidaktakutannya terhadap pihak-pihak yang mengancam untuk membunuhnya.
"Ini, saya memperlihatkan muka saya. Saya tidak takut kepada mereka semua," katanya dengan menyebut salah satu pimpinan organisasi kriminal, Jose Adolfo Macias alias Fito.
Sementara, penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda mengatakan sebelum tewas ditembak, kliennya tersebut telah menerima setidaknya tiga ancaman pembunuhan.
Zuquilanda pun mengungkapkan telah melaporkan pihak-pihak yang mengancam Villavicencio ke pihak berwenang.
Baca juga: Capres di Ekuador Ditembak 3 Kali hingga Tewas usai Lakukan Kampanye
Alhasil, kepolisian pun melakukan satu operasi penahanan.
Di sisi lain, hingga kini, belum diketahui dalang di balik penembakan yang menewaskan Villavicencio tersebut meski pelaku telah tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Villavicencio tewas ditembak sebanyak tiga kali seusai melakukan kampanye di Quito, Ekuador.
Dikutip dari BBC, Zuquilanda mengungkapkan Dikutip dari BBC, salah satu anggota dari tim kampanye mengungkapkan Villavicencio akan menuju ke mobilnya ketika seorang pria mendekatinya dan menembak kepalanya.
Sementara menurut salah satu saksi, Villavicencio ditembak sebanyak tiga kali.
Menanggapi penembakan ini, Presiden Ekuador saat ini, Guillermo Lasso bersumpah akan menghukum sekaligus mengutuk aksi kriminal semacam ini.
"Kejahatan terorganisir telah berkembang pesat, tetapi beban hukum sepenuhnya akan menimpa mereka," ujarnya.
Adapun video detik-detik penembakan Villavicencio pun viral di media sosial.
Salah satunya diunggah oleh akun Twitter, @EdKrassen pada Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Pelaku Penembakan Capres Ekuador Tewas dalam Baku Tembak dengan Polisi, Motif Belum Diketahui
Pada video berdurasi 1 menit 44 detik itu, tampak Villavicencio yang memakai kacamata, kaos, serta rompi biru gelap dan celana khaki tengah keluar dari tempat kampanye dan hendak memasuki mobil.
Villavicencio tampak dikawal dengan sejumlah petugas keamanan di antara kerumunan pendukung.
Lalu, Villavicencio memasuki mobil, dan pada momen itulah terdengar tembakan setikdanya sebanyak enam kali.
Rentetan tembakan ini pun membuat pendukung dan orang yang di sekitar lokasi kejadian panik dan merunduk.
Profil Fernando Villavicencio
Dikutip dari dw.com, Fernando Villavicencio (59) merupakan mantan anggota serikat pekerja di perusahaan minyak milik negara, Petroecuador dan setelah itu bekerja sebagai jurnalis usai mengecam dugaan kerugian kontrak minya hingga jutaan dolar.
Kemudian, ia terpilih menjadi anggota dewan Ekuador pada tahun 2017 hingga masa jabatannya selesai pada bulan Mei 2023.
Villavicencio merupakan salah satu orang yang kritis menentang korupsi khususnya selama kepemimpinan Presiden Rafael Correa pada tahun 2007-2017.
Salah satu anggota tim kampanye Villavicencio mengungkapkan selama berkampanye, ia mendapat ancaman pembunuhan setiap minggu.
Sehingga ketika berpergian, Villavicencio harus dijaga oleh polisi.
Villavicencio pun meninggalkan seorang istri dan lima anaknya usai tewas ditembak.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)