TRIBUNNEWS.COM - Pencarian masih terus dilakukan pada Selasa (15/8/2023), setelah banjir dan tanah longsor menewaskan sedikitnya 65 orang di India, termasuk 11 orang yang tewas dalam runtuhnya sebuah kuil populer.
Dilaporkan AFP, hujan deras berhari-hari telah menghanyutkan kendaraan, menghancurkan bangunan serta jembatan di Himalaya.
Banjir dan tanah longsor biasa terjadi dan menyebabkan kerusakan yang meluas selama musim hujan di India, tetapi para ahli mengatakan perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya.
Setidaknya ada 52 orang tewas di negara bagian Himachal Pradesh sejak Minggu (13/8/2023).
Ribuan orang terdampar akibat kerusakan jalan, serta saluran listrik dan jaringan komunikasi yang terputus.
"Sebanyak mungkin personel dikerahkan untuk bantuan dan penyelamatan," kata menteri utama negara bagian Sukhvinder Singh Sukhu dalam sebuah pernyataan Senin malam.
Baca juga: Banjir dan Longsor di India, Sedikitnya Ada 49 Tewas, Bencana Makin Parah karena Perubahan Iklim
"Pekerjaan akan dilanjutkan untuk memberikan bantuan kepada orang-orang."
Sukhu mengimbau warga untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari mendekati sungai.
Gambar-gambar dari daerah yang paling parah terkena dampaknya di Himachal Pradesh menunjukkan sejumlah mayat ditarik dari longsoran tanah berlumpur yang telah menghancurkan bangunan dan merobohkan atap.
Sedikitnya 11 orang tewas ketika tanah longsor memicu runtuhnya sebuah kuil populer untuk dewa Hindu Siwa di ibu kota negara bagian Shimla.
"Pekerjaan penyelamatan sedang berlangsung dan kami khawatir setidaknya 10 orang lagi masih terjebak di bawah reruntuhan," kata ketua komite penanggulangan bencana distrik Aditya Negi kepada AFP.
Di tempat lain di negara bagian itu, jalur kereta api terlihat menggantung di udara setelah tanah di bawahnya hanyut.
Sukhu mengatakan negara telah mengurangi perayaan tahunan Hari Kemerdekaan yang jatuh pada hari Selasa (15/8/2023), yang menandai berakhirnya era kolonial Inggris, agar fokus pada upaya penyelamatan.
Baca juga: Kampung mayoritas Muslim di India habis dilindas buldoser - Kami dipaksa hidup di jalanan
Saat berpidato di Benteng Merah di New Delhi, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan bahwa bencana alam baru-baru ini telah menyebabkan masalah yang tak terbayangkan bagi keluarga di seluruh negeri.
"Saya mengungkapkan simpati saya kepada mereka semua dan saya meyakinkan mereka bahwa pemerintah negara bagian dan pusat akan bekerja sama," katanya kepada massa.
Korban di Uttarakhand
Sementara itu, sedikitnya 13 orang lainnya juga tewas sejak Jumat (11/8/2023) di negara bagian tetangga Uttarakhand, kata para pejabat Selasa (15/8/2023).
Tim penyelamat di sana bergegas untuk memindahkan puing-puing setelah orang-orang dikhawatirkan terkubur akibat hujan deras yang memicu tanah longsor.
Lima orang terkubur ketika tanah longsor menghantam sebuah resor di dekat tempat yoga Rishikesh yang populer di tepi sungai Gangga.
Hampir 350 jalan di sekitar Uttarakhand telah ditutup, menurut buletin bencana negara bagian.
Beberapa kota dan desa tepi sungai di kedua negara bagian berisiko terkena banjir bandang akibat perkiraan hujan lebat.
Hujan monsun tanpa henti selama berhari-hari menewaskan sedikitnya 90 orang bulan lalu.
Sementara itu Sungai Yamuna di New Delhi mencapai tingkat ketinggian tertinggi sejak 1978.
Peramal cuaca memperkirakan hujan lebat akan berlanjut melintasi Himalaya India hingga setidaknya Jumat (18/8/2023).
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)