Operasi penambangan terhenti karena musim hujan, namun mereka yang nekat menambang dan terlibat kecelakaan ini adalah pekerja independen.
Para korban biasanya adalah penambang independen yang menetap di dekat gundukan tanah buangan raksasa yang telah digali oleh alat berat yang digunakan oleh perusahaan pertambangan, seperti diberitakan CNA.
Korban yang selamat mengatakan, dinding lumpur, bebatuan dan air banjir membanjiri mereka saat menggali batu giok.
Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan, tapi beberapa penambang nekat kembali bekerja untuk mencari batu giok.
Baca juga: Bom Meledak di Myanmar, Satu Tewas dan 12 Luka-luka
Sementara itu, tim penyelamat belum menemukan satu pun mayat dari penambang yang tersapu ke danau.
"Kami belum menemukan mayat," kata petugas penyelamat, seperti diberitakan BBC Internasional.
Batu giok di Kachin adalah sumber pendapatan penting bagi pemerintah militer Myanmar.
Hasil penjualan batu giok juga membiayai Tentara Kemerdekaan Kachin, tentara etnis bersenjata.
Selama bertahun-tahun, militer dan pemberontak Kachin berjuang untuk menguasai bagian Negara Bagian Kachin ini karena tambang batu gioknya, yang diperkirakan bernilai sekitar $30 miliar (lebih dari Rp460,4 triliun) pertahun.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Myanmar