News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korea Utara Ungkap Alasan Tentara AS yang Lintasi Perbatasan: Travis King Cari Perlindungan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Turis mengunjungi pusat wisata untuk tur Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) yang membagi dua Korea di taman perdamaian Imjingak di kota perbatasan Paju pada 19 Juli 2023. Seorang tentara AS yang bertugas sekitar dua bulan di penjara Korea Selatan pada tuduhan penyerangan diyakini berada dalam tahanan Korea Utara pada 19 Juli, setelah melintasi perbatasan yang dijaga ketat tanpa izin, kata para pejabat.

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengungkapkan alasan tentara Amerika Serikat (AS) yang melintasi perbatasan Pyongyang-Seoul bulan lalu.

Pyongyang mengklaim bahwa Travis King mencari perlindungan dari diskriminasi rasial dan penganiayaan tidak manusiawi di Angkatan Darat AS, lapor Al Jazeera.

Komentar Korea Utara diterbitkan oleh media pemerintah pada Rabu (16/8/2023).

Ini merupakan pernyataan publik pertama Pyongyang tentang Travis King.

Sebelumnya, tentara AS itu menyeberang dari Korea Selatan ke Korea Utara pada 18 Juli 2023 saat mengikuti tur wisata di Area Keamanan Bersama (JSA) yang memisahkan Seoul-Pyongyang.

Korea Utara mengatakan bahwa King mengaku melintasi perbatasan secara ilegal, dengan niat untuk tinggal di Korea Utara atau di negara ketiga.

Baca juga: Korea Utara: Tentara AS Akui Masuk Wilayah Secara Ilegal

"Selama penyelidikan, Travis King mengaku bahwa dia telah memutuskan untuk datang ke DPRK karena dia memendam perasaan buruk terhadap penganiayaan tidak manusiawi dan diskriminasi rasial di dalam Angkatan Darat AS," lapor kantor berita negara KCNA.

Untuk dicatat, DPRK merupakan singkatan nama resmi Korea Utara.

"Dia juga menyatakan kesediaannya untuk mencari pengungsi di DPRK atau negara ketiga, dengan mengatakan bahwa dia kecewa dengan masyarakat Amerika yang tidak setara," imbuh laporan KCNA.

KCNA mengatakan pria berusia 23 tahun itu "di bawah kendali tentara Tentara Rakyat Korea" setelah penyeberangannya dan penyelidikan berlanjut.

Perbatasan antara kedua Korea dijaga ketat tetapi di JSA, perbatasan hanya ditandai oleh pembatas beton yang rendah dan relatif mudah untuk diseberangi, meskipun ada tentara di kedua sisi.

Baca juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Kunjungi Pabrik Rudal Taktis

Travis King, tentara AS yang masuk secara ilegal ke Korea Utara, kini nasibnya tidak diketahui. (via Independent)

Tanggapan Amerika Serikat

Pejabat AS mengatakan mereka yakin King melintasi perbatasan dengan sengaja dan menolak untuk mengklasifikasikannya sebagai tawanan perang.

Pentagon mengatakan tidak dapat memverifikasi komentar King seperti yang dilaporkan oleh KCNA.

Washington mengaku akan fokus pada upaya pemulangannya dengan selamat.

Paman King, Myron Gates, mengatakan kepada ABC News awal bulan ini bahwa keponakannya mengalami rasisme selama penempatan militernya.

Pihak keluarga menuturkan, setelah ditahan di penjara, King tidak terdengar seperti dirinya sendiri.

Sebagai tentara aktif, Travis King mungkin tampak memenuhi syarat sebagai tawanan perang, mengingat AS dan Korea Utara secara teknis masih berperang.

Para pejabat AS juga mengatakan keputusan King untuk menyeberang ke Korea Utara atas kehendaknya sendiri, dengan pakaian sipil, tampaknya telah mendiskualifikasi dia dari status tawanan perang.

Baca juga: Sambangi Pabrik Rudal Taktis, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Berencana Tingkatkan Produksi Rudal

Identitas Travis King

Seorang tentara Amerika Serikat (AS), Travis King (23), ditahan di Korea Utara karena meneboros perbatasan tanpa izin pada Juli 2023.

Dia adalah pengintai kavaleri di Angkatan Darat sejak Januari 2021 dan tidak memiliki penempatan.

Awalnya, Travis King datang ke Korea Selatan sebagai turis yang mengikuti tur Area Keamanan Bersama (JSA) di sepanjang perbatasan Zona Demiliterisasi (DMZ) dengan Korea Utara.

Sebelum ditahan oleh Korea Utara, Travis King telah menghadapi masalah dengan warga di Korea Selatan.

Travis King menghabiskan 50 hari di fasilitas penahanan di Korea Selatan karena menyerang warga sipil Korea Selatan pada akhir Mei 2023.

Akibatnya, Travis King menghadapi tindakan disipliner.

Dua pejabat AS lainnya mengatakan, Travis King dibebaskan dari fasilitas penahanan di Korea Selatan, dikutip dari ABC News.

Dia kemudian menghabiskan sekitar satu minggu di pangkalan AS di Korea Selatan di bawah pengawasan.

Baca juga: Kim Jong Un Sambangi Pabrik Senjata, Puji Produksi Rudal Korea Utara

Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) dilaporkan membelot ke Korea Utara melalui Area Keamanan Bersama dari Korea Selatan. (Twitter/Newsweek)

Travis King Kabur dari Bandara Korsel dan Ikut Tur ke Perbatasan Korea Utara

Travis King menyelesaikan proses keluar dari fasilitas tersebut dan pada Senin (17/7/2023).

Dia lalu diantar ke Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, sampai ke pos pemeriksaan bea cukai.

Karena pengawal militer tidak memiliki tiket dan tidak diizinkan melewati pos pemeriksaan, jadi Travis King melanjutkan ke terminal sendirian.

Dia seharusnya naik pesawat dan berakhir di Fort Bliss, Texas, menurut seorang pejabat, dikutip dari ABC 7 New York.

Sehingga, dia harus menunggu karena ada tindakan pemisahan administrasi yang tertunda untuk hukuman asing.

Namun, dia akhirnya meninggalkan terminal di bandara Incheon untuk mengikuti tur perbatasan DMZ, yang berjarak sekitar 54 kilometer (34 mil).

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Yunita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini