Ia menyebut ada penculikan dan pembunuhannya adalah pasukan Ukraina.
Ia menyeret mayat itu sekitar 20 meter dari ruang istirahat dan menusukkan pisau ke tubuhnya beberapa kali untuk membuatnya tampak seperti telah dibunuh oleh tentara Ukraina.
Baca juga: Rusia Tuduh AS Siapkan Senjata Biologis untuk Ciptakan Krisis Global
Menurut laporan Kommersant, Alekseev menghadapi tuntutan hukuman penjara 15 tahun, tetapi dijatuhi hukuman delapan tahun.
Pengadilan memperhitungkan fakta bahwa Alekseev mengaku bersalah, serta mempertimbangkan partisipasinya dalam perang di Ukraina dan beberapa jasa militernya.
Pengadilan juga memutuskan bahwa senapan sniper Alekseev akan dikembalikan ke militer di Luhansk.
Wilayah tersebut secara efektif dikendalikan oleh Rusia sejak invasi awal Putin ke Ukraina pada tahun 2014.
Laporan Intelijen Ukraina: Pasukan Rusia Saling Tembak Satu Sama Lain
Juli lalu, intelijen militer Ukraina memposting rekaman telepon yang mereka klaim sebagai 'percakapan yang disadap' antara dua tentara Rusia.
Dua tentara Rusia itu membicarakan rekan mereka yang menembaki tentara Rusia lainnya.
Dilansir Newsweek, Direktorat Utama Intelijen Ukraina (GUR) membagikan audio tersebut di saluran Telegramnya, Jumat (14/7/2023).
Menurut terjemahan oleh Kyiv Post, GUR menulis dalam keterangannya bahwa panggilan itu "mengungkapkan keadaan psikologis kritis tentara Rusia."
Dalam rekaman berdurasi 35 detik itu, dugaan insiden saling tembak itu dijelaskan secara detil.
Baca juga: Rusia Pamer Senjata Barat yang Digunakan di Ukraina, Hasil Sitaan selama Perang
Salah satu prajurit merinci bahwa seorang prajurit dari brigade lain "kehilangan kendali" dan mulai menembaki anggota unit lainnya.
Meskipun tidak terungkap apakah ada orang lain yang tewas atau terluka dalam insiden tersebut, si penembak dikatakan tewas.