Prighozin dan Para Pentolan Wagner Tewas Sekaligus, Bagaimana Nasib Puluhan Ribu Tentara Bayaran?
TRIBUNNEWS.COM - Jatuhnya jet pribadi Embraer 135BJ Legacy 600 di Wilayah Tver, Rusia yang membawa pimpinan Grup Wagner, Yevgeny Prighozin bisa jadi tanda-tanda kehancuran dari perusahaan militer swasta tersebut.
Sebab, dalam pesawat yang jatuh, merujuk pada menifes penerbangan, bukan hanya Prighozin yang ada di dalam pesawat nahas tersebut.
Para pentolan Grup Wagner, juga ada di dalamnya.
Baca juga: Jet Pribadi Bos Wagner Jatuh dan Meledak: Benarkah Prighozin Tewas? Apa yang Diketahui Sejauh Ini
Selain Prigozhin, Rosaviatsiya mengatakan Dmitry Utkin – mantan operator pasukan khusus Rusia dan diduga salah satu pendiri PMC – juga bepergian dengan jet tersebut.
Begitu pula Valery Chekalov, yang dianggap Amerika Serikat sebagai wakil kepala Wagner.
Penumpang lainnya yang terdaftar adalah Sergey Propustin, Evgeny Makaryan, Alexander Totmin, dan Nikolay Matuseev.
Kesemuanya itu diidentifikasi outlet berita Rusia sebagai para pentolan Wagner.
Lalu bagaimana nasib puluhan ribu tentara bayaran mereka yang saat ini diketahui parkir di Belarusia?
Diketahui, Grup Wagner, tentara bayaran perusahaan militer swasta, diprediksi memiliki jumlah anggota hingga 50 ribu personel.
Saat ditugaskan di Ukraina, sebelum pemberontakan, puluhan ribu pasukan Wagner dilaporkan sebagian berasal dari penjara.
Sky News melansir sebanyak 40 ribu tentara Wagner merupakan bekas tahanan.
Mereka saat ini berada dalam pengasingan di Belarusia gegara pemberontakan di Moskow pada 24 Juli, tepat 2 bulan sebelum pesawat Prigozhin jatuh pada 24 Agustus 2023.
Namun laporan terbaru menyebut, banyak di antara tentara Wagner yang memutuskan untuk pergi dari Belarusia karena kecilnya gaji di negara tersebut.
Laporan menyebut, jumlah pasukan Wagner kini hanya tinggal seperempat dari yang sebelumnya diperintahkan ke Belarusia.
Kebanyakan dari mereka dilaporkan menuju Afrika Barat, di mana Wagner dikabarkan punya proyek baru setelah tidak lagi dipakai Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Dalam video terakhirnya sebelum dilaporkan tewas, Prighozin memang tampak mempromosikan perekrutan anggota baru untuk bertugas di Afrika.
Baca juga: Prigozhin Tenteng Senapan Serbu, Bos Wagner Muncul Kembali di Video Rekrutmen Pasukan Baru di Afrika
Muncul spekulasi kalau aset dan sumber daya Grup Wagner akan dikendalikan pemerintah Rusia, dengan memilih pemimpin baru yang disetujui oleh Moskow.
Terkait kematian Prighozin, analis Barat melihat ada indikasi kalau campur tangan Kremlin.
"Apa yang kami lihat adalah sebuah tarian yang sangat rumit," kata kepala CIA William Burns di Forum Keamanan Aspen pada Juli, seperti dikutip The Guardian.
"Putin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas pembalasan," kata dia.
Belakangan, muncul nama-nama kandidat pengganti Prighozin, namun laporan menyebut belum ada profil yang cukup kuat sekaliber Prighozin.
Sebagian besar proyek Wagner di Afrika, didapatkan berdasarkan koneksi yang kuat dari Prighozin dan para pentolan Wagner yang tewas tersebut.
Kemampuan Prighozin untuk mendapatkan sorotan, memanipulasi informasi, serta hubungan dan koneksi baik dengan sejumlah pemimpin militer di Afrika, menjadi beberapa faktor mocernya kerjaan Wagner di Benua Hitam.
Mantan wakil Marshal Udara AS, Sean Bell, yang sekarang menjadi analis militer, menyebut Wagner bukanlah apa-apa tanpa Yevgeni Prigozhin
"Jika kelompok Wagner adalah Yevgeny Prigozhin, maka sulit untuk melihat bagaimana mereka akan bertahan. Ini adalah akhir dari apa yang kita ketahui," katanya dilansir Sky News, Juni lalu saat pemberontakan Wagner di Moskow pecah.
Benarkah ini akhir dari Perusahaan Militer Swasta Grup Wagner?
(*/oln/TMT/SKyNEWS/CNBC/*)