Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seratus tahun lalu jam 11:58 waktu Tokyo terjadi gempa besar Kanto (Tokyo dan sekitarnya) mengakibatkan 105.000 orang meninggal di tahun 1923.
Di Tokyo dan beberapa kota melakukan Open House untuk meningkatkan kesadaran kita akan ada kemungkinan datangnya bencana gempa bumi besar kembali di daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) yang diperkirakan datang setiap 200 tahun sekali.
Salah satu peringatan 100 tahun sejak Gempa Besar Kanto beberapa realestat Jepang melakukan Open House bersamaan dengan peringatan Hari Pencegahan Bencana hari Jumat ini (1/9/2023).
"Hari Pencegahan Bencana untuk meningkatkan kesadaran warga setempat terhadap pencegahan bencana besar di Jepang," papar sumber Tribunnews.com Jumat (1/92/2023).
Pada tanggal 1 September Hari Pencegahan Bencana, supermarket di Kota Ota, Prefektur Gunma membagikan kantong air darurat dan menyerukan kepada pembeli untuk meningkatkan kesadaran mereka akan pencegahan bencana. Inisiatif ini diadakan oleh Open House, sebuah perusahaan real estat umum yang berkantor pusat di Tokyo, dilakukan serentak di beberapa kota di Jepang.
Pemerintah mengimbau setiap orang untuk menimbun 3 liter air per hari jika terjadi bencana, dan kali ini telah disiapkan 100 kantong air yang mampu menampung 5 liter air.
Staf membagikan kantong air sambil mengatakan hal-hal seperti, "Ini akan berguna jika terjadi kesulitan air di saat bencana datang.''
Di tempat lain hari ini (1/9/2023) upacara peringatan diadakan di daerah Izuyama Kota Atami, Prefektur Shizuoka.
Waktu menyelamatkan warga di saat Gempa Besar Kanto, seorang petugas polisi tertimpa gerbang torii dan meninggal.
Cucu polisi yang meninggal saat menjalankan tugas itu mengomentari, " Saya melakukan hal baik dengan membawa begitu banyak orang di tangga ini. Keluarga saya tahu bahwa saya bekerja keras."
Seratus tahun lalu gempa Besar Kanto terjadi dengan pusat gempa di Prefektur Kanagawa bagian barat. Lebih dari 105.000 orang tewas atau hilang, banyak di antaranya tewas dalam kebakaran tersebut.
Skala gempa berkekuatan 7,9 SR. Gempa besar ini menyebabkan tsunami melanda bagian timur prefektur.
Di prefektur tersebut, 444 orang tewas, sebagian besar di bagian timur, dan lebih dari 9.000 rumah rusak.
Di daerah Ito-cho saat itu rumah-rumah runtuh dan kapal-kapal terdampar di darat. Di Kota Ito, 361 rumah hanyut, dan 84 orang tewas atau hilang.
"Namun tidak ada korban jiwa di Desa Usami yang berbatasan dengan Kota Ito. Ada pelajaran tertentu yang diturunkan dari nenek moyang kita."
Ini adalah Pusat Pengelolaan Properti Budaya Kota Ito. Saat ini terdapat pojok pameran yang menceritakan kisah Gempa Besar Kanto.
Menurut Pusat Pengelolaan Properti Budaya Kota Ito Hiroyuki Kanekosebagai Kepala Kurator, "Seratus tahun yang lalu, ada sebuah desa bernama Desa Usami. Siswa sekolah dasar mengalami tsunami dan meninggalkan kumpulan esai.''
Gempa Taisho merupakan kumpulan esai yang ditulis oleh 728 anak Desa Usami saat itu, satu bulan setelah gempa.
"Rumah mulai berguncang, jadi saya melompat keluar karena terkejut.''
“Saya mendengar orang-orang menangis dari seberang pantai dan mengatakan itu adalah tsunami, jadi saya lari ke pegunungan di atas dengan panik.”
Dalam kumpulan esai, terdapat banyak' catatan orang-orang yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi seperti semak bambu atau gunung segera setelah gempa terjadi.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.