Menteri Pertahanan Rusia: 66 Ribu Tentara Ukraina Tewas, 7.600 Senjata Berat Rusak dalam 3 Bulan
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Rusia, mengklaim Ukraina telah menderita kerugian besar selama tiga bulan upaya serangan balasan yang dimulai pada awal Juni silam.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, Selasa (5/9/2023) melaporkan, serangan balasan Ukraina yang sudah berlangsung 3 bulan juga gagal mencapai tujuannya di bagian mana pun di garis depan,
Menurut perkiraan pihak kementerian pertahanan Rusia itu, Pasukan Kiev telah kehilangan lebih dari 66.000 tentara dan lebih dari 7.600 senjata berat sejak melancarkan serangan balasan pada awal Juni.
Baca juga: Menhan Ukraina yang Didepak Zelensky: Ongkos Perang Rp 1,5 T Per Hari, Semua Orang Korupsi
"Meskipun biaya tenaga kerja dan peralatan sangat besar, pemerintah Ukraina tetap melanjutkan operasinya karena sangat perlu menunjukkan keberhasilan kepada sponsor Barat," kata Shoigu.
Sergey Shoigu menambahkan, situasi paling tegang masih terjadi di Wilayah Zaporozhye, di mana Kiev mengerahkan brigade dari cadangan strategisnya yang telah dilatih dengan bantuan instruktur Barat.
Dia memberikan rincian tentang unit militer Rusia yang terlibat dalam memukul mundur serangan Ukraina dari berbagai arah sebelum menggambarkan serangan balasan Kiev sebagai sebuah kegagalan.
"Dalam upaya untuk mengaburkan kenyataan ini, “militan Ukraina menyerang sasaran sipil dan menyebut serangan teroris tersebut sebagai kemenangan militer,” kata Shoigu.
Menteri Pertahanan menyampaikan hal tersebut pada pertemuan pemerintah dengan para pemimpin militer Rusia.
Kabar terakhir yang disampaikan menteri mengenai hal ini adalah pada akhir bulan Juli lalu.
Saat itu Shoigu menyebutkan kerugian Ukraina sebanyak 20.800 tentara dan 2.200 persenjataan.
"Kiev tidak mengungkapkan statistik mengenai kerugian militernya namun para pejabat Ukraina telah mengakui bahwa serangan balasan mereka berjalan lebih buruk dari yang diharapkan," tulis Russia Today.