News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Juga Merebut Pokrovsk, Rusia Diduga Ubah Strategi Perangnya Untuk Menguasai Donetsk

Penulis: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peperangan Ukraina dengan Rusia di Donetsk

 

TRIBUNNEWS.COM -- Meski telah mengepung kota Pokrovsk, militer Rusia tidak juga berusaha merebut kota gudang logistik pasukan Kiev di Donetsk, Ukraina timur.

Dibanding pekan-pekan sebelumnya, di mana pasukan gabungan dari Moskow terus menggempur baik dari darat maupun udara, beberapa hari ini serangan disebut telah berkurang.

Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina seperti dikutip dari Ukrinform mengabarkan sepanjang 24 jam Senin (23/12/2024) Rusia telah menyerang sebanyak 21 kali.

Baca juga: Sebagian Besar Wilayah Pokrovsk dan Kurakhovo Telah Dikuasai Rusia

Serangan di sektor Pokrovsk tersebut terjadi di wilayah Myroliubivka, Dachenske, Novyi Trud, Novotroitske, Zelene, Novoielyzavetivka, Novoolenivka, Novopustynka dan Uspenivka.

Ukraina mengklaim sebanyak dengan 11 serangan berhasil ditangkis, sementara pertempuran sengit lainnya masih berlangsung.

Pertempuran tersebut menurut Institut Studi Perang (ISW) terus berkurang dibanding pekan lalu, di mana setiap hari hampir terjadi lebih dari 40 pertempuran.

Dengan semakin melemahnya perlawanan Ukraina di wilayah Pokrovsk, mestinya Rusia secepatnya 'menghabisi' kota paling strategis yang juga menjadi transit rotasi pasukan Ukraina ke seluruh wilayah Donetsk tersebut. 

Saat ini ada dua kota strategis di barat daya Donetsk yang belum sepenuhnya dikuasai Rusia yaitu Pokrovsk dan Kurakhovo. Namun dengan kalahnya jumlah personel dan senjata Ukraina, maka penaklukan dua kota tersebut diyakini hanya menunggu waktu.

ISW memprediksi bahwa Rusia kemungkinan menerapkan strategi baru. Vladimir Putin diduga sedang mengganti strategi perangnya, yaitu  dengan memfokuskan upaya untuk mengamankan perolehan teritorial daripada merebut kota-kota besar.

"Putin mungkin telah memerintahkan komando militer untuk menunda perebutan kota strategis Pokrovsk, dengan fokus pada kemajuan melalui ladang terbuka dan permukiman kecil. Pasukan Rusia sekarang berada 10 kilometer dari perbatasan administratif wilayah Donetsk dan Dnipropetrovsk," demikian analisis ISW.

Lembaga asal Amerika Serikat tersebut menekankan bahwa perebutan seluruh wilayah Donetsk tetap menjadi salah satu tujuan utama Kremlin. Kemajuan ini kemungkinan digunakan sebagai elemen propaganda untuk menunjukkan keberhasilan tentara Rusia baik di dalam negeri maupun internasional.

Baca juga: Zelensky Akui Ukraina Terdesak di Sektor Pokrovsk dan Kurakhovo

Analis menambahkan bahwa operasi terorganisasi terhadap kota-kota yang dibentengi dengan baik dapat memperlambat laju kemajuan, yang sangat penting bagi upaya Kremlin untuk menunjukkan superioritas Rusia di panggung dunia.

Sementara media Ukraina lainnya, Ukrainska Pravda mengabarkan, pasukan Rusia secara bertahap bergerak maju ke selatan dan barat daya Pokrovsk. 

Namun, masih belum jelas apakah mereka akan dapat menggunakan kemajuan ini untuk mengepung kota tersebut atau apakah mereka bermaksud untuk maju ke perbatasan administratif Oblast Donetsk.

Pasukan Ukraina bertempur melawan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

Tidak jelas upaya mana yang akan diprioritaskan oleh komando militer Rusia. Kemungkinan besar Presiden Rusia Vladimir Putin telah menugaskan militer untuk mengonsolidasikan perolehan teritorial daripada merebut permukiman besar.

Komando Rusia tampaknya telah membagi tanggung jawab untuk sektor Pokrovsky antara pasukan gabungan ke-2 dan ke-41 dari Distrik Militer Pusat. Namun, ISW belum mengamati aktivitas signifikan di area tanggung jawab ZVA.

Penurunan kemampuan tempur pasukan Rusia dapat memperlambat kemajuan mereka ke arah Pokrovsky. Peningkatan kerugian lapis baja selama setahun terakhir, terutama di antara unit-unit yang berada di garis depan selama sebagian besar tahun 2024, juga dapat memengaruhi laju operasi mereka. (Ukrinform/Pravda/ISW/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini