News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KTT ASEAN 2023

Jokowi Ajak India Tanggulangi Kejahatan Maritim

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka KTT ke-20 ASEAN-India di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis, (7/9/2023). Konferensi tersebut dihadiri Perdana Menteri India Narendra Modi dan para pemimpin negara anggota ASEAN.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka KTT ke-20 ASEAN-India di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis, (7/9/2023).

Konferensi tersebut dihadiri Perdana Menteri India Narendra Modi dan para pemimpin negara anggota ASEAN.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan sangat menghargai kehadiran PM Modi di Indonesia.

Pasalnya India saat ini tengah disibukan mempersiapkan gelaran KTT G20.

"Saya sangat menghargai kehadiran PM Moodi ditengah persiapan KTT G20. Terimakasih sekali lagi PM Modi," kata Jokowi.

Baca juga: Kepiting Andaliman hingga Nasi Rawon Jadi Sajian di Gala Dinner KTT ke-43 ASEAN

Jokowi mengatakan kerjasama antara ASEAN dengan India selama ini telah memberikan manfaat yang nyata bagi rakyat.

Namun kata Jokowi, kerjasama tersebut masih harus ditingkatkan.

"Apalagi melihat potensi besar Samudra Hindia yang menghubungkan 33 negara dengan 2,9 miliar jiwa dan seperlima GDP dunia di 2025," kata Jokowi.

Kepala negara mengatakan kemitraan tersebut dapat di dorong menuju ekonomi biru, ketahanan pangan, konektivitas maritim dan sumber daya energi laut yang berkelanjutan.

Namun dalam waktu yang sama kejahatan laut harus bisa ditanggulangi.

"Kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal, unregulated, unreported (IUU) Fishing," katanya.

Baca juga: India Dirumorkan akan Mengganti Nama Negara Menjadi Bharat, Upaya Modi Hilangkan Simbol Inggris

Presiden mengajak India untuk menjaga stabilitas laut di kawasan. Di antaranya  dengan menghormati hukum internasional dan mendorong habit of Cooperation dan membangun arsitektur kawasan yang inklusif.

"Kita harus mampu menjadikan lautan a sea of cooperation bukan a sea of confrontation yang harus terus dijaga stabilitasnya, yang harus terus dijaga kedamaiannya," katanya.

"Ini adalah kunci untuk mewujudkan kawasan yang mampu menjadi epicentrum of growth," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini