Kata salah seorang penduduk Moulay Brahim, ada 25 orang yang tewas di sini, di antara lebih dari 2.100 orang yang sejauh ini diketahui tewas di zona gempa.
Cerita soal gempa di Maroko juga dibagikan oleh Oumizane Lahoucine, ia menggambarkan saat bumi berguncang, ia berlari mencari perlindungan di jalan.
"Itu berlangsung selama enam detik. Rasanya seperti kami dibom," kenangnya.
Ada pula yang sempat terjebak setelah tertimpa atap rumah, beruntung dirinya diselamatkan oleh tetangganya.
Hal tersebut dialami oleh Fetna Bechar, yang rumahnya kini hancur total akibat terkena gempa.
"Saya tertidur saat gempa terjadi," kata Fatna Bechar.
"Saya tidak dapat melarikan diri karena atap menimpa saya. Saya terjebak."
"Saya diselamatkan oleh tetangga saya yang membersihkan puing-puing dengan tangan kosong.
"Sekarang, saya tinggal bersama mereka di rumah mereka karena rumah saya hancur total," terangnya.
Meskipun pemandangan di jalan menuju Moulay Brahim tampak memberikan gambaran kehancuran yang terjadi secara acak, beberapa kota hampir tidak mengalami kerusakan.
Sementara desa-desa lainnya terkena dampak yang parah, terdapat logika suram yang menjelaskan mengapa beberapa bangunan runtuh dan yang lainnya tetap berdiri.
Gempa berkekuatan 6,8 skala richter yang mengguncang kota-kota mulai dari Marrakesh hingga ke pesisir pantai, merusak sebagian besar rumah-rumah tua yang terbuat dari batu bata tanah liat dan balok-balok kayu di masyarakat pedesaan yang miskin, dan bangunan-bangunan beton yang lebih baru mampu bertahan lebih baik.
Baca juga: Gempa di Maroko, Jumlah Korban Tewas Bertambah Jadi 2.122 Orang, Diperkirakan Masih akan Bertambah
"Perempuan tidur di sana, dan laki-laki tidur di sini, di trotoar," kata Moulay Ali.
"Satu-satunya bantuan yang kami terima sejauh ini adalah dari kerabat Maroko yang tinggal di luar negeri yang mengirimkan uang untuk makanan.