News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Joe Biden di India: 3 Poin Penting di KTT G20, Kekuatan Tiongkok Dikhawatirkan AS

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WASHINGTON, DC - 21 JULI: Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan tentang Kecerdasan Buatan di Ruang Roosevelt di Gedung Putih pada 21 Juli 2023 di Washington, DC. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berkunjung ke India untuk menghadiri KTT G20 pada akhir pekan lalu. Ini 3 poin penting dalam pertemuan itu.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berkunjung ke India untuk menghadiri KTT G20 pada akhir pekan lalu.

Dilansir Microsoft Start, ada tiga poin penting dalam kunjungan Joe Biden tersebut.

Pembicaraan itu sebagian besar terfokus pada kondisi negara-negara Selatan.

Terutama mereka yang sudah didekati oleh Tiongkok lewat inisiatif infrastruktur Belt and Road.

Tampaknya, kebutuhan untuk menolak ambisi Tiongkok menjadi agenda Joe Biden dalam pertemuan di India itu.

Baca juga: Joe Biden Berkunjung ke Vietnam, Amerika Serikat Bantah Perang Dingin Lawan Tiongkok

1. Kekhawatiran terhadap Tiongkok

Meski Presiden Tiongkok, Xi Jinping, tidak menghadiri pertemuan di New Delhi, tapi dia jelas ada dalam pikiran Biden.

Pria berusia 80 tahun itu pun mengaku lebih senang apabila Xi Jinping dapat hadir di KTT G20.

"Akan menyenangkan jika dia ada di sini," kata Biden.

Sejauh ini, Presiden AS itu telah membina hubungan dekat dengan pemimpin India, Narendra Modi.

India dianggap sebagai sekutu utama, walaupun Modi juga terus membangun kedekatan dengan Rusia.

Biden lebih memilih India menjauhkan diri dari Rusia, tetapi ia melihat Modi sebagai sekutu yang berharga jika menyangkut Tiongkok.

Pemerintahan Biden memandang Tiongkok sebagai ancaman geopolitik utama bagi AS.

Pemerintahan Biden telah terlibat dalam sejumlah kemitraan dengan negara-negara di Asia Timur dan Pasifik.

Hal itu merupakan upaya untuk menentang Tiongkok dan menghalangi para pemimpinnya untuk menginvasi Taiwan atau mengambil langkah agresif lainnya untuk memperluas jangkauannya.

Pada KTT G20, ia berpendapat bahwa Amerika Serikat adalah mitra yang lebih dapat diandalkan dibandingkan Tiongkok bagi negara-negara berkembang di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.

Presiden Joe Biden dipastikan akan hadir dalam pertemuan puncak KTT G20 di India. (Whitehouse.gov)

2. Perubahan Iklim

Amerika Serikat dan banyak negara Eropa Barat secara agresif berupaya menghentikan atau setidaknya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

"Kami bertekad untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan inklusif," kata juru bicara G20.

Negara-negara tersebut sepakat untuk melipatgandakan jumlah energi terbarukan yang mereka produksi pada tahun 2030.

Namun pada saat yang sama tidak menyebutkan pengurangan ketergantungan mereka pada bahan bakar berbahan bakar karbon.

3. Ukraina

Rusia merupakan anggota G20, tetapi Vladimir Putin tak hadir ke New Delhi.

Saat ini Rusia sedang menginvasi Ukraina. Posisinya itu kemudian banyak ditentang oleh negara-negara Barat.

"Kami menyerukan kepada semua negara untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional termasuk integritas dan kedaulatan wilayah, hukum kemanusiaan internasional, dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian dan stabilitas," kata pernyataan di KTT G20.

Eropa Barat mungkin sepenuhnya mendukung Ukraina, sebagian karena Rusia merupakan ancaman langsung.

Namun hal tersebut tidak terjadi di negara lain, termasuk India dan Vietnam (yang terakhir ini bukan anggota G20).

Ini karena Vladimir Putin telah menggunakan energi dan biji-bijian Rusia sebagai cara untuk mencegah negara-negara Selatan bergabung dengan aliansi pro-Ukraina, dan sejauh ini telah berhasil.

(Tribunnews.com/Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini