TRIBUNNEWS.COM - Pesta pernkahan yang digelar di outdoor (luar ruangan) menyelamatkan seluruh penduduk desa saat gempa mengguncang Maroko pada Jumat (8/9/2023).
Gempa telah meratakan bangunan rumah dan mengubur harta benda penduduk desa.
Awalnya pernikahan Habiba Ajdir (22) dan Mohammed Boudad (30) akan dilangsungkan di Desa Kettou pada Sabtu (9/9/2023).
Tetapi karena harus mengikuti adat setempat, keluarga mempelai wanita mengadakan pesa satu malam sebelum pernikahan, yakni hari di mana gempa terjadi.
Dikutip The Guardian, sebuah video yang direkam oleh tamu undangan menunjukkan detik-detik kala gempa berkekuatan 6,8 skala Ritcher terjadi.
Baca juga: Update Gempa Maroko: 2.862 Orang Tewas, Upaya Penyelamatan Terus Berlangsung
Terlihat para musisi yang mengenakan pakaian tradisional memainkan alat musik, seruling dan genderang kulit kambing.
Tiba-tiba suasana riang berubah menjadi kekacauan dan orang-orang menjerit.
"Kami merayakan pernikahan. Kemudian gempa melanda. Saya tidak tahu apakah harus mengkhawatirkan desanya atau desa saya," kata Boudad.
Empat hari pascagempa, pria itu masih mengenakan pakaian pernikahannya.
Boudad telah membeli 150 ekor ayam dan 30 kilogram buah-buahan untuk pesta pernikahan sore itu, namun sebagian besar kini telah membusuk.
“Tidak ada tempat untuk tidur. Kami hanya mencari tenda,” ujarnya.
Baca juga: Viral Video Cahaya Muncul di Langit Maroko sebelum Gempa, Pakar: Misteri yang Belum Terpecahkan
Pesta tersebut merupakan perayaan pranikah yang diadakan oleh keluarga mempelai wanita sebelum keesokan harinya berangkat ke rumah mempelai pria.
Meski gempa merusak acara itu, Boudad pun kembali ke desanya di Kettou.
Namun meski penduduk Ighil Ntalghoumt selamat, mereka masih sangat membutuhkan bantuan.
Korban Gempa Maroko
Dilansir CBS News, Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan, bahwa 300 ribu orang terdampak gempa Maroko.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 benar-benar membuat Maroko dalam kondisi yang begitu sulit.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Maroko, jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.862 orang dan 2.562 lainnya terluka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)