TRIBUNNEWS.COM - Australia telah menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Iran.
Sudah setahun berlalu semenjak kematian Mahsa Amini yang ditangkap oleh polisi moral Iran.
Pada September 2022, Mahsa Amini melakukan perjalanan ke Teheran, ibu kota Iran untuk mengunjungi kerabatnya.
Namun, ia kemudian ditangkap karena diduga melanggar aturan ketat Iran soal pakaian perempuan.
Mahsa Amini dianggap tak mengenakan jilbab dengan benar dan akhirnya meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit.
Pihak berwenang Iran menyalahkan kematiannya karena sebab alamiah, tetapi baik saksi mata maupun keluarganya mengatakan dia dipukuli oleh polisi.
Kematian perempuan berusia 22 tahun itu memicu krisis terbesar bagi rezim Iran sejak tahun 2010.
Protes massal berkecamuk selama berbulan-bulan di seluruh negeri secara terbuka menentang tindakan keras brutal yang dilakukan pihak berwenang.
Kini Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengumumkan tahap keempat sanksi negara terhadap Iran, Rabu (13/9/2023).
Wong mengatakan pemerintah Australia akan terus menggunakan kerangka sanksi untuk menargetkan mereka yang menindas perempuan dan anak perempuan di Iran.
"Pemerintah Australia akan terus mengambil tindakan tegas dan tepat sasaran untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," kata Penny Wong dikutip dari ABC.
"Australia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Iran, khususnya perempuan dan anak perempuan pemberani yang terus menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi penindasan yang sedang berlangsung."
"Kami menyerukan kepada Pemerintah Iran untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kematian Mahsa Jina Amini," tuturnya.
Dilansir SBS News, setidaknya 500 orang tewas selama protes yang sedang berlangsung.