Merasa Ditantang Perang, Rusia Bersumpah Cegah Ekspansi Militer NATO di Arktik Pakai Cara Apapun
TRIBUNNEWS.COM - Ekspansi militer NATO di Arktik, Kutub Utara, direspons Rusia secara serius.
Moskow menilai, manuver NATO itu akan melemahkan keamanan regional mereka dan memerlukan tindakan 'balasan' dari militer Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Rusia, RIA Novosti yang dirilis pada Minggu (17/9/2023), Nikolay Korchunov, duta besar Rusia, menyesalkan meningkatnya ketegangan di Kutub Utara.
Baca juga: Belum Jadi Anggota, Ukraina Sudah Dapat Musuh dari Anggota NATO, Polandia Gerah Gandum Murah
Eskalasi potensi konflik itu menurut Nikolay Korchunov, disebabkan oleh apa yang disebut Rusia sebagai kebijakan destruktif Amerika dan sekutunya.
Dia juga mengatakan bahwa dorongan NATO untuk merangkul Finlandia – yang telah menjadi anggota penuh aliansi tersebut – dan Swedia menunjukkan bahwa blok tersebut mendukung terjadinya perang terbuka.
"Langkah NATO itu menunjukkan skenario yang kuat untuk meningkatkan keamanan mereka sendiri di Utara dengan mengorbankan keamanan negara lain,” kata Nikolay Korchunov menganalisis maksud NATO untuk membangun sejumlah fasilitas militer di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, Korchunov memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi tantangan ini dengan “serangkaian tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan pencegahan,” dengan mempertimbangkan tujuan yang tercantum dalam konsep kebijakan luar negeri Rusia dan strategi Arktik.
Pada saat yang sama, diplomat tersebut mengisyaratkan bahwa Rusia akan terus mendorong rasa saling percaya di kawasan kutub untuk mendukung stabilitas, kerja sama, dan dialog.
Latar Belakang Konflik di Arktik
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pengembangan Arktik, serta Timur Jauh Rusia, sebagai prioritas strategis negaranya.
Dia sebelumnya mencatat bahwa kawasan ini sangat penting bagi Rusia dalam hal pertahanan dan sumber daya alam.
Tahun lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kalau Rusia memberikan tantangan strategis terhadap aliansi tersebut di Arktik.
Stoltenberg kemudian menyerukan perluasan jaringan militer di wilayah tersebut.
Dengan latar belakang ini, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022 di tengah konflik Rusia vs Ukraina.