News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia: NATO Bersiap Perang Lawan Kami, Skenario Steadfast Defender Agresif

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Ukraina menerima pelatihan dari instruktur tempur asal Norwegia sebagai bagian dari program NATO pada Agustus 2023 di Trondheim, Norwegia.

"Untuk pertama kalinya, latihan ini akan menggunakan geografi dunia nyata untuk “menciptakan skenario yang lebih realistis bagi pasukan,” lapor FT.

Jenderal Eirik Kristoffersen, Kepala Pertahanan Norwegia, mengatakan bahwa salah satu elemen Steadfast Defender adalah latihan yang dijuluki Nordic Response, “yang terbesar” yang pernah diadakan oleh negara-negara Nordik.

Sebagai informasi, negara yang merupakan negara Nordik adalah Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia dan Swedia, dan juga teritori Kepulauan Faroe, Greenland, Svalbard dan Åland.

Baca juga: Rusia Belum Sempat Berkedip, NATO Bisa Kerahkan 3,5 Juta Tentara Jika Diserang

Seorang tentara Ukraina berpartisipasi dalam latihan tembakan kosong, bersama dengan instruktur dari Kompi Distrik ke-12 Penjaga Rumah Norwegia 'Hegra', bagian dari Operasi Gungne, di mana instruktur Norwegia melakukan pelatihan awal dengan metode tempur standar NATO untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina, pada 25 Agustus 2023, di utara Trondheim, Norwegia. Operasi Gungne Norwegia adalah bagian dari Operasi Interflex, sebuah inisiatif Inggris untuk membantu membangun kekuatan militer Ukraina melalui pelatihan di Inggris. (Jonathan NACKSTRAND / AFP) (Jonathan NACKSTRAND / AFP)

NATO Terlibat Langsung di Perang Ukraina

NATO telah meningkatkan skala dan cakupan latihannya sejak tahun 2014.

Pihak Rusia menilai hal itu terjadi setelah Krimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia setelah 'kudeta yang didukung Barat di Kiev pada tahun itu'.

Moskow memandang ekspansi berkelanjutan NATO ke arah timur sebagai ancaman dan menyebut kerja sama blok tersebut dengan Kiev sebagai salah satu alasan operasi militernya (invasi) di Ukraina, yang diluncurkan pada Februari 2022.

Para pejabat Rusia lebih lanjut memperingatkan bahwa pengiriman senjata berat ke Ukraina menjadikan anggota NATO secara de facto terlibat dalam konflik tersebut.

Berbicara di Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menuduh Barat “mengikis stabilitas global” dan memicu ketegangan.

“Risiko konflik global semakin meningkat,” kata menteri tersebut, seraya mengecam anggota NATO yang mengabaikan upaya mencapai resolusi damai konflik Rusia-Ukraina dan lebih memilih retorika perang.

(oln/RT/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini