TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pada hari Rabu secara resmi meminta maaf atas nama Kanada setelah seorang pria Ukraina berjuang untuk unit Nazi mendapat tepuk tangan di parlemen.
Ketua Dewan Rakyat juga memuji seorang veteran Nazi di majelis tersebut, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy hadir.
Menurut Trudeau, ini merupakan kesalahan besar dan sangat memalukan.
“Bagi kita semua yang hadir tanpa sadar mengakui orang ini adalah kesalahan besar dan merupakan pelanggaran terhadap ingatan mereka yang sangat menderita di tangan rezim Nazi,"
"Atas nama kita semua di DPR, saya ingin menyampaikan permintaan maaf tanpa syarat atas apa yang terjadi pada hari Jumat dan kepada Presiden Zelenskiy serta delegasi Ukraina atas sikap mereka,"kata Trudeau kepada DPR pada Rabu (27/9/2023), kemarin.
Trudeau juga meminta maaf secara langsung kepada pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky, yang sedang mengunjungi Kanada dan hadir di parlemen, dengan mengataka "Kanada sangat menyesal," dikutip dari BBC.
Baca juga: PM Kanada Minta Maaf Menyusul Blunder Sanjung Veteran Nazi di Parlemen
Mengutip dari TheDailyStar, Anthony Rota, yang secara terbuka mengakui veteran Yaroslav Hunka di DPR pada Jumat lalu dan menyebutnya sebagai pahlawan.
Hunka juga mendapatkan tepuk tangan meriah saat di parlemen.
Hunka, 98, adalah warga Ukraina kelahiran Polandia yang bertugas di salah satu unit Waffen SS pimpinan Adolf Hitler selama Perang Dunia Kedua.
Dia kemudian beremigrasi ke Kanada.
Sementara itu, Ketua Anthony Rota, yang bertanggung jawab mengundang Yaroslav Hunka, 98, mengundurkan diri pada hari Selasa.
Rota mengatakan dia tidak mengetahui hubungan Hunka dengan Nazi dan melakukan kesalahan dengan mengundangnya ke parlemen.
“Pembicara sepenuhnya bertanggung jawab atas undangan dan pengakuan terhadap orang ini, dan telah sepenuhnya menerima tanggung jawab tersebut dan mengundurkan diri,” kata Trudeau.
Organisasi Yahudi Kanada menyambut baik keputusan Rota untuk mundur.