Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) tumbuh pada Juli 2023 mendekati puncak sebelum pandemi Covid-19, didorong oleh rekor tingkat produksi dari Texas yang merupakan produsen minyak serpih terbesar di negara itu.
Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan produksi minyak mentah tumbuh 0,7 persen menjadi 12,99 juta barel per hari (bph) pada Juli 2023, tertinggi sejak November 2019, ketika produksi mencapai puncaknya sebesar 13 juta barel per hari.
Dari data tersebut, produksi minyak dari Texas, New Mexico dan North Dakota semuanya meningkat. Texas tumbuh 1,3 persen menjadi 5,6 juta barel per hari pada bulan Juli 2023, produksi Dakota Utara naik 1,2 persen menjadi 1,2 juta barel per hari, dan minyak New Mexico naik 0,6 persen menjadi 1,8 juta barel per hari.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Brent Gagal Tembus ke Level 100 Dolar AS Per Barel
“Pasokan tambahan ini datang ketika Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemangkasan pasokan minyak secara sukarela hingga akhir tahun, sehingga mendorong kenaikan harga minyak global karena pasokan yang semakin ketat,” kata juru bicara EIA.
Sementara itu, pasokan minyak mentah dan produk minyak bumi AS, yang merupakan proksi permintaan turun sebesar 592.000 barel per hari menjadi 20,12 juta barel per hari pada Juli 2023, yang merupakan level terendah sejak April 2023.
“Bensin jadi turun 266.000 barel per hari menjadi 9,01 juta barel per hari pada Juli 2023, terendah sejak April,” ujar juru bicara itu.
Di negara bagian penghasil gas terbesar yakni Texas, produksi bulanan naik 0,6 persen ke rekor 34,2 bcfd pada Juli 2023. Meski begitu terjadi penurunan produksi sebesar 1,1 persen menjadi 20,7 bcfd di Pennsylvania.
Angka tersebut melampaui rekor tertinggi sebelumnya sebesar 34,0 bcfd di Texas pada bulan sebelumnya dan dibandingkan dengan rekor 21,9 bcfd di Pennsylvania pada Desember 2021.