TRIBUNNEWS.COM- Mewabahnya bangsat atau kutu busuk di Paris membuat perusahaan pembasmi hama untuk merekrut karyawan baru.
Mereka kewalahan karena permintaan pembasmi kutu busuk meningkat berkali-kali lipat dari biasanya.
Dikutip dari abc.net, masyarakat yang tidak mampu membeli alat pembasmi hama adalah bagian dari penyebab maraknya kutu busuk di Paris.
Dalam 10 tahun, Alexandre Woog, seorang pembasmi hama belum pernah melihat hal seperti ini.
Pembasmi hama yang berbasis di Paris kini menerima lebih banyak panggilan telepon dibandingkan sebelumnya.
Dia mengatakan permintaan meningkat 10 kali lipat pada bulan September, jika dibandingkan dengan data pada tahun 2022.
“Sungguh gila sekali kami harus merekrut karyawan baru dan kami [buku kami] sudah penuh,” katanya.
"Situasinya benar-benar gila."
Video dan gambar kutu busuk di ibu kota Prancis membanjiri media sosial.
Meskipun musim gugur biasanya merupakan waktu terburuk untuk serangan hama, bukti berdasarkan pengalaman menunjukkan ada sesuatu yang berbeda pada tahun ini.
Gambaran hama di transportasi umum dan di bioskop, sekolah dan kantor telah mendorong para pejabat untuk mengambil tindakan.
Menteri Transportasi Clément Beaune mengumumkan di media sosial bahwa dia memanggil para pialang industri dalam upaya untuk meyakinkan dan melindungi para pelancong.
Paris, pusat wisata internasional yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade tahun depan, secara konsisten menduduki peringkat di antara kota-kota termahal di dunia untuk ditinggali berdasarkan berbagai metrik.
Laporan Economist Intelligence Unit pada tahun 2021, yang membandingkan biaya lebih dari 200 barang dan jasa di 173 kota, menempatkan Paris sebagai kota termahal kedua.