Rusia Guyur Kota Ukraina Pakai 40 Bom Luncur Modifikasi, Satu Unit Seberat 1.500, Tentara Kiev Gemetar
TRIBUNNEWS.COM - Militer Rusia dilaporkan menggempur Ukraina dengan bom luncur yang dahsyat.
Bom-bom itu menghantam satu wilayah Ukraina, Oblast dengan 40 senjata dalam satu malam, pada Minggu (2/10/2023) silam.
Laporan Hans Petter Midttun, peneliti di Pusat Strategi Pertahanan untuk Euromaidan Press menyebut, bom luncur UPAB-1500 dan FAB-500 milik Rusia kini semakin banyak digunakan dalam perang di Ukraina.
Baca juga: Satu Drone Octocopters R18 Ukraina Bisa Tumpas 10 Tank Rusia Bahkan di Kegelapan Malam
Rusia disebutkan pertama kali menggunakan bom luncur tersebut pada Maret tahun ini.
“Pada malam tanggal 2 Oktober, 40 di antaranya digunakan terhadap sasaran militer dan sipil di satu Oblast saja,” katanya.
Laporan itu menambahkan kalau Angkatan Udara Rusia telah menggencarkan serangan udaranya sebanyak lebih dari 36 persen dalam empat bulan terakhir.
Untuk membuat senjata tersebut, Rusia memodifikasi bom-bom luncur dengan kelengkapan modern.
Rusia disebutkan melengkapi bom tua era Soviet seperti FAB-500, yang persediaannya disebutkan ada dalam jumlah besar, dengan sistem panduan satelit sederhana dan “sayap”.
Laporan Insider melansir, bom-bom luncur itu kemudian ditembakkan dari jet tempur seperti Su-34 dan Su-35.
The Telegraph melaporkan, bom-bom tersebut dapat ditembakkan dari jarak yang lebih jauh, mencapai sasaran hingga 30 hingga 45 mil jauhnya,
Bom-bom tersebut juga jauh lebih presisi daripada bom yang versi jatuh bebas (free fall).
"Muatannya sangat besar – beberapa di antaranya dapat mencapai berat hingga 3.300 pon (atau setara 1.500 Kg peledak)," tulis laporan Forbes.
Tak ayal, daya ledak bom luncur (glide bomb) ini sangat dahsyat sehingga dapat menyebabkan kerusakan besar.
Bikin Tentara Kiev Gemetar
Oleksiy Melnyk, dari lembaga pemikir Razumkov Centre yang berbasis di Kiev, dilansir Insider menjelaskan kalau bom tersebut menunjukkan Ukraina sedang menghadapi musuh yang kejam.
"Terutama ketika kita berbicara tentang kerusakan tambahan yang dihasilkan bom luncur Rusia ini,” katanya.
Sebagian besar kerusakan yang ditimbulkan oleh bom-bom ini terjadi pada infrastruktur sipil dan banyak korbannya adalah warga sipil, yang mempunyai “efek psikologis besar” terhadap penduduk, katanya.
Sebuah kiriman dari The Times of London menyiratkan laporan bom ini menjadi momok bagi tentara Ukraina.
"Kata yang terucap di bibir setiap prajurit di front Zaporizhzhia adalah KAB, akronim Rusia untuk bom udara berpemandu," tulis laporan tersebut.
Zahar, seorang tentara di unit mortir, mengatakan kepada media tersebut bahwa bom berpemandu Rusia mendatangkan malapetaka pada pasukan Ukraina.
“Mereka membuat lubang yang cukup besar untuk mengubur satu tank atau empat mobil,” ujarnya.
(oln/Frbs/BI/TToL/*)