TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon mengklaim Korea Utara (Korut) telah mengirimkan sekitar 10.000 tentara ke Rusia untuk berlatih dan bertempur dalam perang Ukraina dalam "beberapa minggu ke depan".
Langkah itu, menurut para pemimpin Barat, akan makin mendidihkan perang yang berlangsung hampir tiga tahun.
"Beberapa tentara Korea Utara telah bergerak mendekati Ukraina," kata Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, Senin (28/10/2024).
Dikutip dari Associated Press, Reuters, dan The Guardian, tentara Korea Utara diyakini sedang menuju wilayah perbatasan Kursk, tempat Rusia telah berjuang untuk memukul mundur serangan Ukraina.
Para pejabat barat menyebut penambahan ribuan tentara Korea Utara menambah tekanan pada tentara Ukraina yang sudah lelah dan kewalahan.
Hal itu juga akan memicu ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas, termasuk Jepang dan Australia.
Menurut Barat, Putin telah meminta bantuan langsung untuk perang di Ukraina dari Iran yang telah memasok pesawat nirawak.
Lalu, Korea Utara telah mengirimkan amunisi dalam jumlah besar.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan perkembangan tersebut menimbulkan ancaman keamanan global.
"Kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara ini merupakan ancaman keamanan yang signifikan bagi masyarakat internasional dan dapat menimbulkan risiko serius terhadap keamanan nasional kita," katanya.
Pihak Korea Selatan tidak menunjukkan bukti adanya pasukan Korea Utara di Kursk, menurut pejabat Eropa yang hadir selama pertukaran informasi selama 90 menit dan berbicara kepada AP tentang pengarahan keamanan dengan syarat anonimitas.
Baca juga: Menlu Korea Utara Mendadak Terbang ke Rusia, AS Tuduh Pyongyang Kerahkan 10.000 Pasukan
Sebelumnya pada hari Senin (28/10/2024), Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengonfirmasi laporan intelijen Ukraina terkini bahwa beberapa unit militer Korea Utara sudah berada di wilayah Kursk.
Rutte berbicara di Brussels setelah delegasi tingkat tinggi Korea Selatan, termasuk pejabat intelijen dan militer serta diplomat senior, memberi pengarahan kepada 32 duta besar nasional aliansi di markas besar NATO.
Ia mengatakan kepada wartawan di Brussels bahwa pengerahan pasukan Korea Utara merupakan "peningkatan signifikan" dalam keterlibatan Pyongyang dalam konflik tersebut dan "perluasan perang Rusia yang berbahaya".