"Sebanyak 1.320 rumah mengalami kerusakan atau hancur," kata Sayeeq dalam sebuah pernyataan, Minggu (8/10/2023).
Sabir mengatakan jumlah korban sebenarnya mungkin lebih tinggi.
“Kami masih belum mengetahui jumlah korban jiwa karena sebagian besar orang – baik hidup maupun mati – masih terkubur di bawah puing-puing,” katanya.
Sementara, Kementerian Kesehatan Masyarakat Taliban melaporkan lebih dari 2.500 orang dipastikan tewas di 21 desa.
Jumlah korban dikhawatirkan akan ada lebih banyak lagi.
Baca juga: Gempa di Afghanistan, Orang-orang Gali Reruntuhan dengan Tangan Kosong
Afghanistan Hancur Total
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan, 100 persen rumah penduduk hancur total di distrik Zandehjan.
OCHA melaporkan 1.023 orang tewas dan 1.663 orang terluka di distrik tersebut.
Organisasi dan pekerja bantuan di ibu kota wilayah Herat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kemungkinan jumlah korban jauh lebih tinggi.
“Kami sudah tidak bisa menghitung lagi,” kata seorang relawan penyelamat.
“Selalu ada perbedaan ketika mengeluarkan angka untuk peristiwa sebesar ini karena verifikasinya sulit dilakukan," kata Mghendi.
"Kami yakin jumlahnya akan meningkat secara dramatis seiring kami menyelamatkan mereka yang masih terjebak,” terangnya.
Akses Layanan Medis
Para pejabat WHO memperingatkan, kurangnya akses terhadap layanan medis merupakan kekhawatiran utama dalam upaya penyelamatan ini.