TRIBUNNEWS.COM - Analis politik senior Al Jazeera Marwan Bishara mengatakan bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Tel Aviv, Israel tidak akan berdampak banyak pada pemboman yang saat ini berlangsung di Gaza.
“Dalam beberapa hari ke depan kita akan melihat lebih banyak orang terbunuh,” kata Bishara.
"Pengepungan Gaza dan terputusnya pasokan bahan bakar, air dan listrik akan berdampak buruk."
"Kondisi ini akan menyebabkan lebih banyak orang meninggal. Dan itu akan menjadi kesadaran AS."
“Di depan umum, Blinken menyatakan dukungan tanpa syarat."
"Tapi mungkin secara pribadi, dia mengatakan sesuatu yang lebih bijaksana: Meminta Israel untuk menahan diri [terhadap serangan].”
Baca juga: Pasukan Israel Bersiap Ground Fighting Masuk Gaza, Perang Kota Lawan Hamas Bakal Berdarah-darah
“Saya menyampaikan pesan yang sangat sederhana dan jelas, bahwa Amerika Serikat mendukung Israel,” kata Blinken kepada wartawan sebelum menaiki pesawat menuju Israel.
Antony Blinken mengunjungi Israel untuk menyatakan solidaritas yang kuat, mengutip Aljazeera.
Tetapi ia mungkin juga mendesak Israel menahan diri demi melindungi warga sipil Palestina ketika pemboman di Gaza terus berlanjut untuk hari keenam.
Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak lama setelah mendarat di Tel Aviv pada hari Kamis (12/10/2023), berkata: “Kami di sini. Kami tidak akan kemana-mana.”
Netanyahu lantas memuji kunjungan Blinken sebagai contoh nyata dari dukungan tegas Amerika terhadap Israel.
Kunjunga Blinken dilakukan setelah ribuan rudal Israel menewaskan sedikitnya 1.378 warga Palestina sejak Hamas, kelompok bersenjata yang menguasai Gaza, menyerang Israel pada hari Sabtu (7/10/2023).
Setidaknya 1.300 warga Israel juga terbunuh dan puluhan lainnya ditawan oleh Hamas selama enam hari terakhir.
Juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan pada hari Kamis bahwa militer sedang mempersiapkan kemungkinan perintah untuk melancarkan invasi darat dalam perang dengan Hamas.
“Ini belum diputuskan… Tapi kami sedang mempersiapkan manuver darat jika diputuskan," ujarnya.
“Saat ini kami fokus untuk mengambil alih kepemimpinan senior mereka,” katanya kepada wartawan.
Baca juga: Unggah Foto Kehancuran Gaza, Justin Bieber Justru Tulis Praying For Israel
Perang Israel-Hamas: Daftar peristiwa penting, hari ke-6
Sementara itu, berikut perkembangan lainnya seputar konflik Israel-Hamas, Kamis (12/10/2023).
- Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan “serangan skala besar” terhadap sasaran milik Hamas di Gaza pada hari Kamis.
Namun mereka tidak memberikan rinciannya.
- Israel telah menempatkan Gaza di bawah “pengepungan total”.
Israel menghentikan pasokan makanan dan bahan bakar ke daerah berpenduduk 2,3 juta orang, yang banyak di antaranya miskin dan bergantung pada bantuan.
Media Hamas menyebutkan listrik padam setelah satu-satunya pembangkit listrik berhenti berfungsi.
- Penembakan Israel menghantam kota-kota di Lebanon selatan sebagai tanggapan atas serangan roket baru oleh Hizbullah.
- Pemerintah di seluruh dunia telah mengatur penerbangan repatriasi dari Tel Aviv ketika konflik meningkat.
- Militan Hamas yang menyandera tentara Israel dan warga sipil mengancam akan mengeksekusi seorang tawanan untuk setiap rumah di Gaza yang diserang tanpa peringatan.
Tidak ada indikasi Hamas melaksanakan ancamannya.
Baca juga: Organisasi Medis di Gaza Sebut Semua Pasien yang Mereka Tangani 24 Jam Terakhir adalah Anak-anak
- Brigade al-Qassam Hamas merilis sebuah video yang menunjukkan pembebasan seorang sandera wanita dan dua anak.
- Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly terlihat berlari memasuki sebuah gedung di Israel saat sirene dibunyikan, dalam klip video yang diposting di platform media sosial X oleh Kementerian Luar Negeri Israel.
- “Kami memulai serangan dari udara, nanti kami juga akan melakukan serangan dari darat,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant kepada tentara, yang merupakan indikasi lain bahwa serangan darat di Gaza akan dilakukan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)