Milisi Ukraina Ledakkan Kereta Api Rusia di Melitopol, Suplai Amunisi Tentara Rusia Terpotong
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Perlawanan Nasional Ukraina melaporkan milisi Ukraina meledakkan kereta api Rusia pada Jumat (13/10/2023).
Sabotase terhadap kereta Rusia itu menyebabkan gangguan suplai amunisi dan bahan bakar untuk militer Moskow yang bertempur di wilayah Zaporizhzhia.
Pusat Perlawanan Nasional Ukraina merupakan unit di bawah Angkatan Bersenjata Ukraina yang berperan sebagai pusat informasi dan pelatihan bagi warga non-militer untuk berpartisipasi melawan pendudukan Rusia.
Baca juga: Pejabat Rusia ke Dewan Keamanan PBB: Kiev Sudah Habis, Serangan Balasan Ukraina Berakhir
Pusat tersebut, dalam sebuah unggahan di Telegram, mengatakan kalau para milisi pendukung Kiev di kota Melitopol, menyabotase kereta api Rusia yang membawa pasokan harian dari Krimea ke Melitopol dan Dniprorudne di wilayah di Oblast, Zaporizhzhya, timur Ukraina.
Diketahui, Kota Melitopol saat ini memang diduduki oleh pasukan Rusia dan menjadi satu di antara target serangan balasan pasukan Kiev.
Akibat penyerangan tersebut terjadi ledakan yang dilaporkan merusak lokomotif dan rel kereta api sepanjang 150 meter.
Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan sabotase tahun ini yang menargetkan jalur kereta api Rusia.
Baca juga: Beredar Video Kapal Armada Laut Hitam Rusia Kembali Dilalap Asap di Krimea, AL Moskow Sasaran Empuk
Tindakan sabotase kereta api tingkat tinggi lainnya (kategori suplai vital) termasuk ledakan di jalur kereta api di wilayah Feodosia Krimea pada Juni dan ledakan pada Mei yang menyebabkan terhentinya lalu lintas kereta api antara Simferopol, ibu kota Krimea, dan Sevastopol.
Menurut Pusat Perlawanan Nasional Ukraina, insiden Jumat ini adalah sabotase ke-10 yang berhasil dilakukan terhadap jalur kereta api Rusia yang dilakukan oleh milisi partisan di wilayah Zaporizhzhia tahun ini.
Pusat Ukraina mengatakan kereta yang menjadi sasaran pada Jumat tersebut, tidak hanya membawa pasokan untuk personel militer Rusia di Zaporizhzhia, tetapi juga membawa peralatan rusak dan barang curian—seperti bijih besi, biji-bijian, dan properti lainnya—dari Ukraina kembali ke Krimea.
Pesan Telegram dari pusat tersebut mengatakan pasukan Rusia mengepung lokasi serangan setelah ledakan dalam upaya menyembunyikan sabotase yang terjadi sambil juga mencari gerilyawan di balik serangan tersebut.
Pusat Perlawanan Nasional Ukraina mengindikasikan, para milisi pendukung serangan itu selamat dan mereka berjanji akan melakukan lebih banyak tindakan sabotase di masa depan.
Sabotase dari Ledakan Hingga Peracunan Massal
Partisan Ukraina dianggap bertanggung jawab atas serangan-serangan penting sepanjang perang yang dilancarkan Militer Rusia pada Februari 2022.
Pada Agustus 2022, The Washington Post melaporkan kalau milisi partisan kemungkinan besar berada di balik serangan terhadap pangkalan udara Saky Rusia di Krimea yang memicu setidaknya 12 ledakan di fasilitas tersebut.
Milisi pendukung Ukraina yang berada di Rusia juga mengaku bertanggung jawab atas gelombang serangan di wilayah perbatasan Rusia, termasuk beberapa serangan di Belgorod.
Pada akhir Juli, para partisan juga dikatakan berada di balik peracunan massal selama perayaan militer Rusia di kota Mariupol.
Menurut seorang pejabat Ukraina, dua perwira Rusia tewas dan 15 tentara lainnya dirawat di rumah sakit setelah para partisan meracuni pasukan Kremlin saat mereka merayakan Hari Angkatan Laut, hari libur nasional populer di Rusia yang menghormati anggota angkatan laut negara tersebut.
(oln/NW/TWP/*)