TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Hamas mengatakan sedikitnya 70 orang, meninggal dunia dalam serangan udara Israel terhadap konvoi yang meninggalkan Kota Gaza, Sabtu (14/10/2023).
Sebagian besar korban jiwa tersebut adalah wanita dan anak-anak.
Jumlah korban akibat serangan udara Israel meningkat menjadi 256 orang, termasuk 20 anak-anak, dan melukai 1.788 lainnya dalam waktu kurang dari 24 jam, menurut rumah sakit di Gaza.
Israel menargetkan lingkungan Tal al-Hawa di Kota Gaza dan Rumah Sakit al-Quds Bulan Sabit Merah, yang menjadi lokasi pengungsian, lapor kantor berita WAFA.
Pengeboman itu juga menghancurkan puluhan rumah dan bangunan tempat tinggal di seluruh Jalur Gaza.
Rumah sakit Nasser dan Abu Yousef al-Najjar di selatan kini tidak lagi mampu membantu korban luka karena bangunannya rusak akibat serangan itu, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Update Perang Israel-Hamas, Korban Tewas Kedua Belah Pihak 3.145 Orang hingga Fasilitas yang Rusak
Sebelumnya, militer Israel memerintahkan warga di Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri dari ke selatan pada Kamis (12/10/2023) malam.
Mereka diberikan waktu selama 24 jam untuk meninggalkan Gaza utara.
Israel mengatakan akan melakukan operasi militer besar-besaran di Gaza utara dalam beberapa hari mendatang, seperti diberitakan The Guardian.
Setelah meninggalkan Gaza, warga sipil tersebut hanya dapat kembali ke rumah mereka setelah ada pengumuman dari Israel yang mengizinkan mereka untuk kembali ke sana.
Warga sipil juga dilarang mendekati wilayah yang dipagari oleh Israel.
Israel Siapkan 2 Jalur Pengungsi
Baca juga: Menteri Israel Diusir saat Kunjungi Rumah Sakit, Buntut Warga Kecewa pada Netanyahu
Israel meminta warga Gaza menggunakan dua rute untuk mengungsi ke selatan.
Tentara Israel mengatakan akan mengizinkan pergerakan yang aman bagi warga Palestina di Gaza untuk berpindah dari Beit Hanoon di utara ke Khan Younis di selatan antara pukul 10 pagi hingga 4 sore pada Sabtu (14/10/2023).