Kesetanan Gempur Gaza, Israel Kembali Kecolongan: Pesan Hamas Menggema di Billboards Tel Aviv
TRIBUNNEWS.COM - Sedang ganas-ganasnya menggempur Gaza dengan dalih menghancurkan Hamas, Israel kembali kecolongan dalam hal sistem keamanannya.
Kali ini berasal dari serangan dunia maya di mana para peretas dilaporkan mengambil alih dua papan iklan (Billboards) pintar Israel.
Para hackers kemudian menggunakannya papan-papan iklan digital itu untuk menyiarkan pesan-pesan pro-Hamas.
Baca juga: Sosok Misterius Mohammed Deif, Komandan Brigade Al Qassam Hamas Sang Mastermind Serangan ke Israel
"Billboards di wilayah Tel Aviv dibajak dalam waktu singkat pada hari Kamis," CNBC melaporkan Jumat (13/20/2023).
Laporan itu menekankan, Israel telah mengalami peningkatan serangan siber sejak Hamas melancarkan serangkaian serangan terhadap negara tersebut.
Rekaman video yang diposting ke X menunjukkan salah satu baliho menampilkan montase bendera Palestina, bersama dengan gambar tentara Hamas, serangan roket, dan bendera Israel yang terbakar.
"Peretas “berhasil mengubah iklan tersebut menjadi rekaman anti-Israel dan pro-Hamas,” kata Gil Messing, kepala staf di perusahaan keamanan siber Check Point Software Technologies yang berbasis di Tel Aviv, kepada CNBC.
Dia mengatakan bahwa serangan digital ini "sangat kecil bila dibandingkannya dengan hal-hal lain yang telah terjadi di wilayah kependudukan Israel.
"Para peretas bertujuan untuk menciptakan "ketakutan dan ketidaknyamanan" di antara penduduk Israel," katanya.
Check Point juga mengatakan kepada The Wall Street Journal kalau mereka telah menerima laporan tentang orang Israel yang dikirimi pesan teks ancaman dan pesan WhatsApp dari nomor-nomor di Yaman dan Afghanistan.
Hal ini terjadi setelah para orang tua di Tel Aviv diperingatkan untuk menghapus aplikasi media sosial dari ponsel anak-anak mereka karena khawatir Hamas akan menyiarkan video sandera.
"Banyak dari serangan siber baru-baru ini datang dari kelompok yang didukung Rusia," Bloomberg melaporkan.
Laporan Bloomberg melansir, mengutip tangkapan layar, Anonymous Sudan, kelompok peretas yang diyakini sebagai kedok peretas Rusia, mengaku bertanggung jawab atas penutupan sementara situs The Jerusalem Post pada hari Senin,