TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Prancis kini dalam status siaga karena banyaknya ancaman teror yang terjadi di berbagai tempat.
Soal perang Rusia-Ukraina, Vladimir Putin menyebut rudal ATACMS dari AS tidaklah berguna.
Buntut konflik Israel-Hamas yang masih berlangsung, dukungan atas Palestina menggema di berbagai negara.
Israel terpaksa mengevakuasi staf kedutaannya.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir:
Baca juga: Kapal Perang Amerika Cegat Rudal Kelompok Syiah Houthi yang Ditembakkan ke Israel
1. Siaga Tinggi di Prancis, Pengunjung Istana Versailles dan 8 Bandara Dievakuasi
Prancis dalam keadaan siaga tinggi setelah mengalami serangkaian ancaman keamanan yang mendorong evakuasi di sejumlah titik seluruh negeri.
Pejabat Prancis mengevakuasi setidaknya empat bandara pada hari Rabu (18/10/2023) buntut ancaman bom melalui email dan adanya koper misterius tanpa pemilik, lapor kantor berita Prancis AFP.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Prancis mengkonfirmasi evakuasi atas peringatan bom di bandara di Lille, Lyon, Toulouse dan Beauvais dekat Paris, kata AFP.
Mengutip sumber polisi yang tidak disebutkan namanya, AFP melaporkan bahwa bandara di Nantes dan Nice juga dievakuasi tetapi hal itu tidak segera dikonfirmasi.
Sementara itu CNN melaporkan bahwa bandara di Biarritz dan Strasbourg juga dievakuasi pada hari Rabu karena ancaman bom.
Meskipun beberapa lokasi yang terkena dampak telah kembali normal, sumber polisi mengatakan kepada AFP bahwa evakuasi dilakukan untuk lebih memastikan kebenaran ancaman tersebut.
2. Putin: Pasokan Rudal ATACMS ke Ukraina adalah Kesalahan AS, Tak Berguna
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengomentari Amerika Serikat (AS) yang memasok rudal ATACMS ke Ukraina.
Menurut Putin, itu adalah kesalahan lain yang dilakukan AS.
Putin berpendapat, rudal jarak jauh itu tidak akan mengubah situasi di medan perang secara mendasar.
"Pengiriman rudal sistem rudal taktis tentara (ATACMS) tidak akan ada gunanya juga bagi Ukraina. Itu hanya akan memperpanjang penderitaan (mereka)," kata Putin kepada wartawan di Beijing, Rabu (18/10/2023).
Dia berargumen bahwa rudal baru tersebut akan menimbulkan korban yang tidak perlu.
“Tentu saja saya mengatakan (ATACMS) merupakan sebuah ancaman. Tidak usah dikatakan lagi. Yang paling penting adalah (ATACMS) sama sekali tidak mampu mengubah situasi di jalur kontak. Tidak mungkin,” kata Putin, dikutip dari The Guardian.
3. Demo Pro-Palestina Meluas, Israel Evakuasi Staf Kedutaan dari Negara Arab
Baca juga: Bertemu PM Mohammed bin Salman, Jokowi Ajak Arab Saudi Hentikan Eskalasi Kekerasan di Palestina
Kementerian Luar Negeri Israel mengevakuasi staf kedutaan besar Israel di Rabat, Maroko dan Kairo, Mesir pada Rabu (18/10/2023).
Evakuasi ini menyusul demonstrasi pro-Palestina yang semakin meluas sejak dimulainya eskalasi Hamas Palestina dan Israel.
Demonstrasi diadakan di depan kedutaan Israel di Mesir, Maroko, dan negara lain di seluruh dunia.
Sebelumnya, Israel juga mengevakuasi staf kedutaannya dari Amman, Yordania pada Minggu (8/10/2023), sehari setelah dimulainya ketegangan antara Hamas dan Israel.
Pada Rabu (18/10/2023), polisi Yordania mengatakan beberapa petugas anti huru hara terluka ketika menenangkan 5.000 demonstran di dekat kedutaan Israel, dilaporkan oleh Arab News.
Pasukan keamanan memblokir jalan menuju kedutaan namun jumlah demonstrasi tampaknya akan meningkat di tengah gelombang kemarahan di Yordania, yang merupakan rumah bagi banyak pengungsi Palestina.
4. Analis Rusia Sebut Putin yang Berangkat ke China untuk Temui Xi Jinping Bukanlah Putin yang Asli
Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim body double atau "kembarannya" ke China karena dirinya sendiri sedang sakit, ujar seorang analis politik Rusia, seperti dilansir Mirror.
Analis Valery Solovey mengklaim kondisi Putin sedang buruk sehingga tidak bisa menemui Presiden China Xi Jinping dan pejabat lainnya secara langsung.
Maka Putin mempercayakan tugas diplomatiknya kepada doppelgänger atau body double atau orang yang mirip dengannya untuk menggantikannya, menurut Solovey.
Solovey berkata, “Faktanya adalah Presiden saat ini Vladimir Putin sedang menjalani hari-hari terakhir kehidupannya di dunia."
"Bukan berbulan-bulan, dan bukan berminggu-minggu, melainkan justru hari-hari terakhir (akibat penyakit mematikan)."
"Saat ini, seperti bulan-bulan sebelumnya, ia digantikan oleh 'penggantinya'."
(Tribunnews.com)