Salah satu penghuni kamp yang selamat mengatakan kejadian dua minggu terakhir telah mengubah segalanya.
"Bagi saya, saya kain kita tidak akan pernah aman meski perang usai."
"Faktanya, saya tidak akan pernah merasa bebas selama Palestina masih dijajah Israel dan rakyatnya diteror," kata Asma Tayeh, seorang penulis muda.
Satu Tentara Israel Dilaporkan Tewas
Sementara itu, Militer Israel mengklaim seorang tentaranya tewas akibat rudal anti-tank yang dilaporkan diluncurkan oleh Hamas.
Baca juga: Stok Bahan Bakar di Gaza yang Menipis Jadi Bencana bagi Rumah Sakit
Tiga tentara lainnya terluka dalam serangan pada Minggu kemarin, kata pernyataan yang muncul ketika Brigade Qassam, organisasi sayap Hamas, mengumumkan di Telegram bahwa mereka berhasil memukul mundur pasukan Israel kembali ke negaranya.
Seorang tentara Israel tewas, sedangkan "satu orang luka sedang dan dua orang luka ringan akibat terkena rudal anti-tank," ujar militer Israel.
Militer Israel mengatakan tujuan serangan itu adalah untuk menemukan tawanan Hamas di wilayah Khan Younis di Gaza dan untuk "menggagalkan infrastruktur teroris".
Pasukan Israel telah melakukan penggerebekan melintasi perbatasan yang menurut mereka adalah pembersihan wilayah.
Mereka juga mengumpulkan informasi intelijen tentang tawanan yang ditahan Hamas.
Menurut Tareq Abo Azzoum dari AlJazeera, serangan tersebut memaksa Hamas untuk bersiap menghadapi invasi darat yang telah lama dispekulasikan oleh Israel.
"Upaya Israel untuk memasuki Jalur Gaza seperti ini (sedang) diadang oleh para pejuang Palestina, yang berusaha bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan invasi darat di wilayah yang terkepung," lapornya.
Ia menambahkan, situasi di lapangan "sangat dramatis" dan kondisi keamanan di Jalur Gaza "tidak dapat diprediksi".
Terpisah, Mohammed Jamjoom yang juga jurnalis AlJazeera, mengatakan tewasnya satu tentara itu adalah sesuatu yang akan "ditanggapi sangat serius" oleh tentara Israel ketika perang terus berlanjut.